Nenek Moyang Orang Amerika Ternyata Berasal dari China

Photo Author
- Kamis, 2 Februari 2023 | 17:32 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi

Krjogja.com - AMERIKA - Studi DNA mumi Tarim Zaman Perunggu yang ditemukan di daerah Xinjiang, China menunjukkan mumi ini bukan keturunan Indo-Eropa yang bermigrasi ke daerah tersebut, tapi mereka kemungkinan nenek moyang orang Amerika asli. Menurut studi yang diterbitkan di jurnal Nature, mumi Tarim ini memiliki kesamaan genetik dengan orang yang tinggal di Siberia dan orang Amerika asli.


Walaupun awalnya ilmuwan berpikir orang-orang Tarim ini datang dari Barat, pengurutan DNA menunjukkan mereka sebenarnya berasal dari tempat di mana mereka ditemukan, di gurun pasir China barat. Mumi Tarim ini dikubur dalam peti kayu berbentuk kapal.


Makam mereka di pemakaman Xiaohe ditandai dengan tiang kayu tegak yang menyerupai dayung. Mumi-mumi tersebut merupakan bagian dari kebudayaan yang unik. Menurut penelitian, budaya Zaman Perunggu mereka bukan bagian dari cabang terpencil Indo-Eropa awal.


Meskipun kuburan orang Tarim ditemukan seorang pemburu di daerah yang sekarang berpasir dan gersang, 4.000 tahun lalu tempat itu merupakan daerah yang hijau, bertengger di sepanjang tepi sungai.


Penjelajah Eropa adalah yang pertama kali menemukan mumi Tarim awal di gurun Taklamakan di China barat pada saat itu. Mumi ini memiliki rambut merah atau pirang dan fitur non-Asia, sehingga dianggap bahwa orang-orang ini berasal dari Barat.


Namun penelitian terbaru, hanya pada mumi yang berada di kompleks makam Xiaohe di tepi timur Taklamakan, menunjukkan bahwa mereka memang berasal tidak jauh dari daerah tersebut, meskipun mereka tetap berada dalam kelompok yang berbeda secara genetik selama beberapa waktu.


Beberapa mumi ditemukan dengan potongan keju di leher mereka, mungkin menandakan makanan yang mereka perlukan saat mereka melakukan perjalanan menuju alam baka.


Delta DNA dari 13 mumi tertua, dari sekitar 4.000 tahun lalu menunjukkan tidak ada percampuran genetik dengan orang di daerah terdekat, menurut penulis Choongwon Jeong, ahli genetika populasi di Universitas Nasional Seoul. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ivan Aditya

Tags

Rekomendasi

Terkini

Amerika Serikat Dijuluki Raja Bioetanol di Dunia

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:20 WIB

Novelis Inggris Joanna Trollope Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 21:05 WIB

Pesona Indonesia pada Bazar Amal di Bucharest

Rabu, 10 Desember 2025 | 15:16 WIB

Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:50 WIB

Wartawan Ini Butuh Waktu 20 Tahun Untuk Diajak Bicara

Jumat, 28 November 2025 | 15:40 WIB
X