Sidik Jari Dapat Memprediksi Skizofrenia

Photo Author
- Sabtu, 24 Desember 2022 | 13:10 WIB
ilustrasi
ilustrasi

Krjogja.com - AMERIKA - Studi mengungkapkan bahwa gambar sidik jari berpotensi untuk memprediksi potensi skizofrenia. Studi yang dilakukan oleh para peneliti Spanyol menggunakan sejenis mesin yang disebut convolutional neural network (CNN) untuk menemukan kelainan pada sidik jari orang yang diketahui mengidap skizofrenia yang tidak ditemukan pada orang sehat.


"Hasil (penelitian) kami menunjukkan bahwa sidik jari adalah sumber berharga untuk mendiagnosis psikosis non-afektif dan bahwa CNN adalah alat yang dapat mencapai tujuan ini," tulis penelitian yang dilakukan oleh FIDMAG Germanes Hospitalàries Research Foundation di Barcelona.


Berdasarkan algoritma yang dikembangkan menggunakan CNN—yang merupakan sejenis sistem komputasi yang digunakan untuk menganalisis gambar visual, para peneliti meninjau sampel sidik jari dari 612 pasien dengan psikosis non-afektif serta 844 individu sehat.


Hasilnya, ibu jari kanan terbukti menjadi prediktor terkuat, dengan tingkat akurasi 68 persen.


"Meskipun akurasi maksimum 70 persen tidak memberikan cukup presisi untuk diagnosis yang sempurna, gambar sidik jari tetap berharga, terutama jika dikombinasikan dengan sumber informasi lain yang memiliki kekuatan prediktif terhadap skizofrenia seperti genetika dan data pencitraan otak," catat tim penelitian tersebut.


Sidik jari sebagai prediktor skizofrenia telah menjadi subjek beberapa penelitian selama beberapa tahun terakhir. Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada 2011 mengidentifikasi kemungkinan pola asimetri yang berfluktuasi serta jumlah ridge jari telunjuk kiri pasien skizofrenia jika dibandingkan dengan individu yang sehat.


Studi "Schizophrenia Bulletin" juga muncul tak lama setelah para ilmuwan mengumumkan potensi dasar genetik yang menghubungkan skizofrenia dengan gangguan bipolar, suatu kondisi kesehatan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrem.


"Itulah yang diberikan sains kepada kita—indikasi yang jelas bahwa terdapat penanda genetik serta faktor risiko," ucap kepala petugas medis untuk National Alliance on Mental Illness Dr. Ken Duckworth. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ivan Aditya

Tags

Rekomendasi

Terkini

Amerika Serikat Dijuluki Raja Bioetanol di Dunia

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:20 WIB

Novelis Inggris Joanna Trollope Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 21:05 WIB

Pesona Indonesia pada Bazar Amal di Bucharest

Rabu, 10 Desember 2025 | 15:16 WIB

Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:50 WIB

Wartawan Ini Butuh Waktu 20 Tahun Untuk Diajak Bicara

Jumat, 28 November 2025 | 15:40 WIB
X