Perdagangan Bilateral Pulih, Transaksi RI-Bangladesh Tembus Rp 2,93 T

Photo Author
- Selasa, 1 November 2022 | 23:15 WIB
  Duta Besar RI untuk Bangladesh Heru Subolo dengan para pengusaha setempat
Duta Besar RI untuk Bangladesh Heru Subolo dengan para pengusaha setempat

Krjogja.com - DHAKA - Sejak hubungan bisnis kembali dibuka pascapandemi, eskpor Indonesia ke Bangladesh kembali menunjukkan peningkatan yang menggembirakan. Baru-baru ini, pengusaha Bangladesh telah menyepakati pembelian produk Indonesia yang nilainya lebih dari Rp 2,93 triliun. Dengan adanya pembelian ini maka Indonesia akan mendapatkan pemasukan devisa negara sebesar 190 juta dolar.


Kesepakatan dagang tersebut meliputi pembelian produk margarin sebesar Rp 725 juta, asam stearate Rp 2,03 miliar, bahan baku kosmetik dan sabun Rp 2,91 trilyun, zeolite alami Rp 5,27 miliar, <I>palm fatty acid<P> atau produk samping minyak kelapa sawit sebesar Rp 2,2 miliar, dan minyak kelapa mentah Rp13,88 miliar.


"Perkembangan transaksi perdagangan bilateral yang menggembirakan ini merupakan hasil kerja sama yang kompak antara pengusaha dan para pemangku kepentingan, termasuk KBRI di Dhaka dan Kedubes Bangladesh di Jakarta," kata Raden Usman Effendi, Minister Counsellor Ekonomi KBRI Dhaka, dalam siaran pers yang diterima KRJogja, Selasa (01/11/2022).


Transaksi ini merupakan suatu pencapaian besar dan menunjukkan bahwa perdagangan bilateral mulai bangkit kembali setelah sempat lesu akibat pandemi. KBRI Dhaka meyakini bahwa dalam waktu singkat, angka perdagangan Indonesia-Bangladesh yang sempat lesu akibat pandemi akan segera pulih serta tidak menutup kemungkinan akan melampaui neraca perdagangan pada tahun-tahun sebelum pandemi. Jika tren perdagangan ini terus berlanjut maka target ekspor Indonesia ke Bangladesh pada tahun 2023 dapat menembus lebih dari Rp 45 triliun.


Indonesia dan Bangladesh telah menjalin hubungan bilateral selama 50 tahun. Kedua negara memiliki banyak kesamaan baik budaya, politik maupun sistem perdagangan. Neraca perdagangan Indonesia dan Bangladesh menunjukkan angka kenaikan secara konsisten dan selalu surplus untuk Indonesia.
Pemerintah Bangladesh menempatkan Indonesia sebagai mitra dagang terbesar keenam setelah China, India, Singapura, Amerika Serikat, dan Jepang. Sebaliknya, dari catatan Kementerian Perdagangan RI, Bangladesh selalu menjadi salah satu dari 20 negara mitra dagang terbesar Indonesia selama lima tahun terakhir.


Pada 2020-2021, di masa pandemi Covid-19, angka perdagangan RI-Bangladesh mengalami kelesuan menurun sebesar -12,4 persen. Di tahun 2022, pascapandemi, KBRI Dhaka melalui Tim Ekonomi telah melakukan berbagai inisiatif untuk mendorong kembali transaksi perdagangan antara Indonesia dan Bangladesh.


Tim Ekonomi KBRI Dhaka aktif menggalang para pengusaha dan melakukan berbagai forum bisnis yang dilakukan di beberapa tempat, sebagai contoh pertemuan bisnis di Chattogram, kota pelabuhan dan kota terbesar kedua setelah Dhaka di Bangladesh. Kegiatan-kegiatan promosi perekonomian tersebut difokuskan untuk mempromosikan produk Indonesia, serta mendorong kembali para pengusaha Bangladesh untuk menjalin hubungan dengan mitranya di Indonesia. (Bro)


Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

Amerika Serikat Dijuluki Raja Bioetanol di Dunia

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:20 WIB

Novelis Inggris Joanna Trollope Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 21:05 WIB

Pesona Indonesia pada Bazar Amal di Bucharest

Rabu, 10 Desember 2025 | 15:16 WIB

Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:50 WIB

Wartawan Ini Butuh Waktu 20 Tahun Untuk Diajak Bicara

Jumat, 28 November 2025 | 15:40 WIB
X