RI-Sudan Buka Hubungan Diplomtik

Photo Author
- Minggu, 25 September 2022 | 11:42 WIB
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, dan Wakil Menteri Luar Negeri Sudan Selatan, Honorable Deng Dau Deng Malek, disela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-77 di New York (20/09/22). (Dok: Kemlu RI)
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, dan Wakil Menteri Luar Negeri Sudan Selatan, Honorable Deng Dau Deng Malek, disela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-77 di New York (20/09/22). (Dok: Kemlu RI)

Krjogja.com - NEW YORK - Indonesia dan Sudan Selatan telah menandatangi Komunike Bersama Pembukaan Hubungan Diplomatik antara Kedua Negara.


Penandatangan dilakukan oleh Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, dan Wakil Menteri Luar Negeri Sudan Selatan, Honorable Deng Dau Deng Malek, di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB ke-77 di New York, Selasa 20 September 2022.


“Penandatangan Komunike tersebut membuka lembaran baru bagi Indonesia dan Sudan Selatan, untuk membangun kerja sama konkret yang menguntungkan kedua negara, termasuk kerja sama ekonomi", kata Retno, seperti dikutip dari laman Kemlu.go.id, Sabtu (24/9/2022).


Pernyataan sama juga disampaikan oleh Wakil Menteri Malek.


Setelah penandatanganan pembukaan hubungan diplomatik, kedua pihak langsung membahas kerja sama konkret di bidang infrastruktur dan minyak.


Dalam kaitan ini, telah ditandatangani pula kontrak kerja sama antara PT. Waskita Karya dengan Kementerian Sudan Selatan di bidang infrastruktur. Nantinya, kerja sama di bidang minyak juga akan segera dijajaki.


Indonesia mengakui kemerdekaan Sudan Selatan pada 2011.


Duta Besar RI di Khartoum menghadiri deklarasi kemerdekaan Sudan Selatan di Juba pada 9 Juli 2011.


Selanjutnya, Kementerian Luar Negeri kedua negara akan menindaklanjuti Komunike Bersama ini dengan proses penunjukan Duta Besar dan dibukanya kedutaan di kedua negara.


Pada 9 Juli 2021, usia Sudan Selatan genap 10 tahun. Negara ini berhasil memerdekakan diri pada tahun 2011 usai melewati perang panjang melawan Sudan.


Meski begitu, damai tak lama bertahan. Selisih dua tahun kemudian, seisi negeri terjerembab dalam konflik brutal antara dua pemimpin politik yang kini berdamai dan membentuk pemerintahan persatuan nasional.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Amerika Serikat Dijuluki Raja Bioetanol di Dunia

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:20 WIB

Novelis Inggris Joanna Trollope Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 21:05 WIB

Pesona Indonesia pada Bazar Amal di Bucharest

Rabu, 10 Desember 2025 | 15:16 WIB

Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:50 WIB

Wartawan Ini Butuh Waktu 20 Tahun Untuk Diajak Bicara

Jumat, 28 November 2025 | 15:40 WIB
X