KORUT, KRJOGJA.com - Adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong disebut-sebut jadi pimpin Korea Utara. Jika kabar kematian Kim Jong Un benar terbukti, Kim Yo Jong diprediksi bakal jadi pengganti sang kakak. Meski Kim Yo Jong seorang perempuan, ia dinilai akan lebih kejam dibandingkan Kim Jong Un dan pimpinan Korea Utara sebelumnya.
Kim Yo Jong dinilai sebagai seorang wanita terpandang di Korea Utara. Sejak berkuasa pada 2011, Kim sudah menjadi perbincangan dunia karena bertindak tanpa ampun tak hanya kepada lawan politik, namun juga keluarganya.
Perjalanan Kim Yo Jong ke rezim pemerintahan Korea Utara bisa dibilang dimulai pada akhir 1990-an, ketika ia bersekolah di SD Berne, Swiss, bersama Kim Jong Un. Dari mengemban tugas sebagai penyedia asbak saat istirahat di KTT nuklir, Kim Yo Jong kini melesat jadi salah satu tokoh terpenting Korea Utara bersama kakaknya, Kim Jong Un.
Wanita yang dikabarkan menikahi Choe Song pada Januari 2015 ini dikatakan telah terlibat dalam pengaturan suksesi Kim Jong Un sebagai pemimpin tertinggi Korea Utara, setelah Kim Jong Il menderita stroke dua kali pada 2008. Kim Yo Jong juga merupakan otak di balik citra publik Kim yang dibangun dengan hati-hati, baik di dalam maupun luar negeri.
Sebagai imbalannya ia mendapat kepecayaan absolut dari kakaknya, dan secara tidak resmi juga menjadi kepala staf Kim Jong Un. Kim Yo Jong diangkat lagi sebagai anggota pengganti Biro Politik Komite Sentral dalam perombakan pejabat tinggi.
Bersama beberapa pejabat Korut lainnya, Kim Yo Jong disebut turut andil dalam sejumlah pelanggaran HAM di negara tersebut pada 2017. Sebelumnya, Kim Yo Jong sempat bertindak sebagai utusan kakaknya saat Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang 2018, yang menandai pemulihan hubungan diplomatik secara cepat di negara-negara semenanjung Korea.
Ia sudah sering disorot kamera bersama Kim Jong Un di pertemuan dengan Trump atau Presiden Korea Selatan Moon Jae-in. Kemudian sejak bulan lalu, anak bungsu mendiang Kim Jong Il itu mulai mengeluarkan pernyataan-pernyataan penting politik atas namanya sendiri, yang menurut para analis menegaskan peran sentralnya dalam peringkat politik Korut.
Para analis mengatakan Kim Yo Jong diyakini telah dicopot dari jabatannya tahun lalu, usai tak ada kata sepakat dalam pertemuan kedua Kim Jong Un dengan Presiden AS Donald Trump di Hanoi, Vietnam, dalam KTT denuklirisasi. "Pemulihan ini adalah bagian dari kebangkitan Kim Yo Jong baru-baru ini dalam hierarki Korea Utara," terang Ahn Chan-il seorang pembelot dan peneliti Korea Utara.
Akan tetapi, Kim Yo Jong diragukan dapat memegang penuh tampuk kekuasaan di Korea Utara, atau tidak bisa dalam jangka waktu lama. “Korea Utara adalah negara dengan senioritas dan maskulinitas sangat dihormati," katanya.
Pakar rezim totalitarian itu menyatakan, jika Kim Yo Jong masuk sebagai pengganti Kim Jong Un, maka tradisi keluarga memimpin Korut sejak Kim Il Sung di 1948 terus terjaga. (*)