Produsen Vape Ancam PHK Karyawan

Photo Author
- Selasa, 29 Oktober 2019 | 17:14 WIB

AMERIKA, KRJOGJA.com - Juul Labs, produsen rokok elektrik atau vape, akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap karyawan mereka, seiring dengan meluasnya larangan vape di wilayah Amerika Serikat (AS).

Padahal, bisnis perusahaan yang berbasis di San Fransisco tersebut berkembang pesat, sebelum alarm bahaya kesehatan berdering kencang dari kebiasaan vape. Pada tahun lalu, karyawan Juul Labs mencapai 1.500 orang. Perusahaan dikabarkan mempekerjakan karyawan baru rata-rata 300 per bulan pada tahun ini. "Tenaga kerja akan berkurang mulai sekarang dan akhir tahun nanti," tulis perusahaan.

Perusahaan tidak merinci jumlah karyawan yang akan dirumahkan. Namun, laporan Wall Street Journal, yang dikutip AFP, memperkirakan 500 karyawan akan di-PHK menyusul kebijakan larangan vape.

"Reorganisasi ini akan membantu Juul Labs untuk fokus pada pengurangan penggunaan vape di bawah umur, investasi untuk penelitian, dan menciptakan teknologi baru sambil mendapatkan lisensi untuk beroperasi di AS dan di seluruh dunia," kata CEO Juul Labs CK Crosthwaite.

Kendati PHK akan dilakukan, ia melanjutkan rekrutmen baru akan tetap dilanjutkan untuk posisi tertentu. "Urusan pemerintah, klinis dan tanggung jawab perusahaan di Juul Labs dikonsolidasikan di bawah kepala regulator Joe Murillo dan fokus untuk mendapatkan kepercayaan regulator, pembuat kebijakan, dan pejabat pemerintah di seluruh dunia," tulis perusahaan. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Amerika Serikat Dijuluki Raja Bioetanol di Dunia

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:20 WIB

Novelis Inggris Joanna Trollope Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 21:05 WIB

Pesona Indonesia pada Bazar Amal di Bucharest

Rabu, 10 Desember 2025 | 15:16 WIB

Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:50 WIB

Wartawan Ini Butuh Waktu 20 Tahun Untuk Diajak Bicara

Jumat, 28 November 2025 | 15:40 WIB
X