MINA, KRJOGJA.com - Himbauan Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi agar jemaah yang masuk kategori lansia dan resiko tinggi (risti) dibadalkan untuk lontar jumrah cukup dipatuhi. Hal tersebut cukup terlihat dari pergerakan jemaah pada 11 Dzulhijjah yang relatif lancar.
"Kami lihat di lapangan yang melakukan lontar jumrah kebanyakan jemaah dengan kondisi fisik cukup prima. Kemungkinan besar hal itu yang membuat kejadian jemaah terpisah dari rombongan lebih kecil," ucap Kepala Satuan Tugas Mina Akhmad Jauhari kepada Tim MCH 2019, Senin (12/8) malam.
Pasalnya lanjut Kepala Daker Madinah tersebut, pada hari pertama lontar jumrah, 10 Dzulhijjah, kejadian jemaah terpisah rombongan mencapai 200 kasus. Karena itu Jauhari berharap badal jumrah ini bisa dilakukan hingga 13 Dzulhijjah nanti.
"Bisa diwakilkan agar tidak menimbulkan kelelahan yang sangat. Terlebih kalau jemaah memiliki gejala penyakit yang berpotensi bisa menimbulkan kondisi fisik lebih buruk," ucap Jauhari.
Selain itu selama periode Mina hingga hari kedua pelaksanaan jamarat, jumlah jemaah yang dirawat di KHHI Mina cukup sedikit, tidak lebih 10 orang. Pasalnya ketika diketahui kondisi jemaah drop langsung dievakuasi ke KKHI Makkah atau RSAS.
"Fungsi KKHI Mina untuk stabilisasi jemaah. Jika drop perlu penanganan intensif sehingga langsung dirujuk," ucapnya.
Selama periode Mina ini sendiri sudah ada 16 jemaah meninggal. Jika melihat data di sistem, jumlahnya tidak terlalu banyak dibanding tahun sebelumnya.