NEW YORK, KRJOGJA.com – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memimpin sidang Dewan Keamanan PBB dengan mengambil contoh seorang mayor dari Indonesia.
Menlu Retno menyampaikan bahwa pasukan penjaga perdamaian PBB atau Korps Baret Briu merupakan contoh nyata mengenai kemitraan global, kepemimpinan kolektif dan tanggung jawab bersama untuk perdamaian. “Korps Baret Biru (Blue Helments) adalah penjaga perdamaian yang melindungi ratusan juta manusia di seluruh dunia. Mereka adalah wajah Dewan Keamanan PBB, dan salah satu potret kerja sama multilateral yang terbaik,†ungkapny dalam sidang yang mengangkat tema “Menabur Benih Perdamaian: Meningkatkan Keselamatan dan Kinerja Misi Pemeliharaan Perdamaian (MPP) PBB†di Markas PBB di New York, AS, Selasa (7/5/2019).
Menlu menegaskan bahwa Indonesia sangat percaya dengan peran pasukan penjaga perdamaian PBB dan perlunya investasi yang cukup untuk mempersiapkan kinerja dan kemampuan mereka di lapangan.
Menlu Retno menekankan pentingnya pemajuan pelatihan dan peningkatan kapasitas personel untuk meningkatkan kinerja, keberhasilan misi, serta keselamatan dan keamanan personil di lapangan.
Ia juga mengemukakan empat poin penting untuk mewujudkan MPP yang berdaya-guna, yakni memperhatikan kebutuhan spesifik misi, kemampuan berinteraksi dengan komunitas lokal, pemajuan peranan perempuan, “Dan Penguatan pelatihan melalui kemitraan global.â€
Ia juga menyebut keberhasilan personel asal Indonesia di MONUSCO, Republik Demokratik Kongo, yang berhasil mengupayakan rekonsiliasi antara komunitas lokal dengan mantan kombatan, sehingga memungkinkan reunifikasi keluarga.
“Mayor Gembong beserta tim-nya dari Indonesia berhasil memfasilitasi reunifikasi 422 mantan kombatan, sehingga semakin memperkuat perdamaian,†ujar Menlu Retno kepada DK PBB. (*)