VENEZUELA, KRJOGJA.com - Warga Venezuela menyambut beredarnya uang kertas bolivar yang baru dengan pesimistis. Mereka tidak yakin kebijakan Presiden Nicolas Maduro untuk memangkas lima angka nol mata uang bolivar bakal berdampak positif terhadap perekonomian yang terpuruk. Uang kertas bolivar yang sudah diredenominasi mulai beredar.
Keyakinan itu disampaikan Bruo Choy, 39, seorang pedagang di Ibu Kota Caracas. Menurutnya, redenominasi bolivar tidak akan mengubah situasi perekonomian yang terus melorot. Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan tingkat inflasi Venezuela pada akhir tahun 2018 mencapai satu juta persen.
"Semuanya akan tetap sama, harga-harga akan terus naik," kata dia.
Senada dengan Choy, Angel Arias, seorang pensiunan berusia 67 tahun menyebut permangkasan mata uang itu merupakan sebuah kebohongan.
Primero Justicia, Voluntad Popular, dan Causa R yang merupakan tiga perwakilan dari kelompok oposisi Venezuela telah menyerukan keluhan dan aksi protes?
Namun loyalis Maduro sekaligus presiden badan legislatif yang kontroversial merespons dengan menyatakan bakal menggelar aksi protes tandingan.
Maduro mengatakan bahwa negara perlu untuk menerapkan disiplin fiskal dan menghentikan cetakan uang yang berlebihan selama beberapa tahun terakhir. (*)