Pohon Natal Pertama Gedung Putih Berhias 2.500 Lampu Warna-warni

Photo Author
- Minggu, 24 Desember 2017 | 17:31 WIB

SUASANA Natal dianggap belum lengkap tanpa kehadiran pohon Natal. Tapi, tahukah Anda bahwa Istana Kepresidenan Amerika Serikat, Gedung Putih, belum memiliki pohon Natal resmi kenegaraan hingga 1923? Hari bersejarah itu tiba pada 24 Desember 1923.

Presiden Amerika Serikat, Calvin Coolidge, mendapat kehormatan untuk menyalakan lampu pohon Natal pertama di lingkungan Gedung Putih. Ia memijit saklar lampu hingga kelap-kelip cahaya menghiasi indahnya pohon Natal tersebut.

Melansir dari History, Minggu (24/12/2017) tidak hanya menjadi pohon Natal pertama di Gedung Putih, ornamen khas Natal itu juga menjadi pohon yang pertama kali dihias dengan lampu listrik. Kala itu, total 2.500 bola lampu merah, putih, dan hijau, dipakai mempercantik tampilan pohon, menyesuaikan warna khas Natal.

Pohon fir setinggi 14 meter (m) itu didatangkan dari kampung halaman sang presiden di Vermont. Sejumlah kelompok musik turut memeriahkan seremoni penyalaan lampu pertama itu, termasuk paduan suara Gereja Ephipania dan grup musik marinir Amerika Serikat. Presiden Coolidge dan Ibu Negara Grace juga dihibur oleh paduan suara Natal dari anggota Gereja Jemaat Pertama Washington.

Menurut catatan sejarah Gedung Putih, Presiden Benjamin Harrison adalah yang pertama kali memasang pohon Natal dalam ruangan (indoor) pada 1889. Pohon itu dihias dengan berbagai ornamen dan lilin yang cukup sederhana.

Pada 1929, Ibu Negara Lou Henry Hoover memulai tradisi baru di Gedung Putih. Istri dari Presiden Herbert Hoover itu untuk pertama kalinya mendekorasi pohon Natal milik Gedung Putih. Sejak itu, setiap ibu negara AS memiliki kewajiban untuk menghias atau memotong pohon Natal resmi kenegaraan.

Inisiatif Presiden Calvin Coolidge untuk memasang pohon Natal luar ruangan di Gedung Putih kemudian diteruskan oleh para penerusnya. Pada 1981, Presiden Ronald Reagan memulai kebiasaan baru dengan mengesahkan ornamen Natal resmi kenegaraan, yang salinannya tersedia di pasaran sehingga masyarakat AS bisa memiliki ornamen yang sama. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Amerika Serikat Dijuluki Raja Bioetanol di Dunia

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:20 WIB

Novelis Inggris Joanna Trollope Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 21:05 WIB

Pesona Indonesia pada Bazar Amal di Bucharest

Rabu, 10 Desember 2025 | 15:16 WIB

Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:50 WIB

Wartawan Ini Butuh Waktu 20 Tahun Untuk Diajak Bicara

Jumat, 28 November 2025 | 15:40 WIB
X