MYANMAR, KRJOGJA.com - Panglima militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing mengatakan, warga Muslim Rohingya bukan penduduk asli atau pribumi di negaranya. Dia juga menyebut jumlah pengungsi Rohingya terlalu dibesar-besarkan oleh media.
Komentar Jenderal Hlaing disampaikan dalam pertemuannya dengan Duta Besar Amerika Serikat (AS) Scot Marciel. Dia menolak menanggapi tuduhan pelanggaran yang dilakukan anak buahnya dalam kekerasan di negara bagian Rakhine.
Meski bukan presiden, Jenderal Hlaing dianggap orang yang paling berkuasa di negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha itu. Sebab, di bawah konstitusi, atasan kepala junta militer adalah dirinya sendiri. Dia tidak melapor setiap keputusan militer terhadap pemimpin de facto Aung San Suu Kyi. Dia bahkan tidak bisa dipecat.
Jenderal Hlaing yang merujuk Rohingya dengan istilah Bengali, mengatakan bahwa penjajah Inggris-lah yang bertanggung jawab atas masalah tersebut. â€Orang-orang Bengali tidak dibawa ke negara ini oleh Myanmar, tapi oleh penjajah,†katanya.
Kantor HAM PBB pada hari Rabu mengatakan bahwa pasukan keamanan Myanmar telah secara brutal mengusir 0,5 juta warga Rohingya dari negara bagian Rakhine utara ke Bangladesh. Pasukan tersebut juga disebut membakar rumah, tanaman dan desa untuk mencegah para warga minoritas itu kembali. (*)