ARAB, KRJOGJA.com - Empat negara Teluk, termasuk Arab Saudi, semakin meningkatkan tekanan mereka terhadap Qatar untuk segera memenuhi 13 tuntutan, jika ingin isolasi dihentikan. Tenggat yang jatuh pada 4 Juli 2017 tampaknya diabaikan Qatar.
Sinyalemen Qatar akan membangkang terhadap permintaan Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir, terlihat dari sikap yang ditunjukkan negeri yang kaya dengan gas alam itu di sela-sela jumpa pers di Doha, Selasa, 4 Juli 2017. Qatar tak menyinggung sama sekali soal 13 tuntutan Arab Saudi dan kawan-kawan terhadap negaranya. Justru Qatar melakukan aksi yang bertentangan dengan tuntutan Arab Saudi dan tiga negara Arab lainnya.
Dalam hal ini, otoritas pemerintah Qatar, Selasa, mengumumkan bahwa perusahaan gas mereka, Qatar Petroleum, yang juga berkongsi dengan Iran, akan meningkatkan produksi sebayak 20 persen. Qatar dan Iran yang menjadi pemilik perusahaan tersebut menilai peningkatan produksi penting untuk memenuhi permintaan pasar yang tinggi.
Direktur Utama Qatar Petroleum, Saad al-Kaabi, Selasa, mengatakan bahwa dengan meningkatkan produksi gas mereka sebanyak 20 persen, maka ini juga akan meningkatkan kapasitas produksi gas alam cair (LNG) mereka sebanyak 30 persen dari total produksi 77 juta ton per tahun.
Menurut Saad, pemintaan LNG global saat ini sangat tinggi. Data 2016, lanjut Saad, menunjukkan permintaan global mencapai 265 juta ton. Ini artinya, dengan meningkatkan produksi gas, Qatar akan mampu memasok sekira 40 persen dari permintaan LNG global. (*)
