SEOUL, KRJOGJA.com - Kurang dari dua minggu tiba di ibukota ginseng, Seoul, Dubes Umar Hadi langsung blusukan dan bertemu banyak pihak. Pada hari pertama puasa kemarin (27/05/2017), misalnya menjadi tuan rumah buka bersama bagi 300-an WNI.
Menurut Koordinator Fungsi Konsuler, Minister Counsellor M Aji Surya, kepada para tamunya yang kebanyakan adalah pelajar, mahasiswa serta pekerja di Korsel itu, Dubes menghimbau agar masyarakat merawat persatuan. Berbagai isu yang berseliweran harus ditanggapi secara bijak sehingga tidak menimbulkan gejolak dan perlecahan bangsa.
"Bangsa Indonesia saat ini sedang mendapatkan ujian kebersamaannya. Apakah dibawah Pancasila kita mampu bertahan dan mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain?" ujarnya.
Karenanya, ia mengingatkan agar 38 ribu WNI di Korea Selatan tetap kompak dan tidak terpengaruh dengan berbagai isu yang bisa memecah belah. Kebhinekaan harus tetap dijaga karena WNI di Korea adalah miniatur masyarakat Indonesia.
Hal yang sama ditekankan oleh ustad Syamsul Arifin yang mengisi kultum sebelum buka puasa. Disebutkan bahwa manusia itu berasal dari Adam dan Hawa. Jadi perbedaan apapun yang ada, tetaplah mereka itu satu saudara atau satu keturunan.
"Dalam Islam diajarkan agar setiap kita menyayangi saudara sesama muslim seperti mencintai dirinya sendiri. Selain itu, harus tetap menghargai mereka yang berbeda keyakinan dan pandangan. Rasa persaudaraan harus dikedepankan," katanya.
Buka Puasa di KBRI Seoul dilaksanakan semjnggu sekali setiap hari Sabtu. Masyakarat dapat goyang lidah dengan aneka masalkan Nusantara. Tidak lupa, santapan rohani menjadi hidangan pembuka sebelum azan maghrib dikumandangkan. (M Aji Surya)