DIBANDINGKAN beberapa tokoh penerbangan seperti Wright bersaudara, dan Howard Hughes, mungkin nama James Sadler jarang dikenal khalayak umum. Namun, pria kelahiran 1753 itu tercatat dalam sejarah sebagai aeronaut atau penerbang Inggris pertama yang terbang ke udara.
Profesi Sadler sebagai seorang koki pembuat kue dan gula-gula memang jauh dari dunia dirgantara, tetapi menerbangkan balon udara panas adalah impiannya sejak kecil. Kecerdasan dan minatnya juga menjadikan putra koki Inggris itu menjadi seorang perintis di bidang mekanik, kimia, persenjataan dan manufaktur.
Meski Universitas Oxford yang berada di kampung halaman Sadler lamban dalam merangkul ilmu pengetahuan, keberhasilan Sadler untuk menerbangkan balon udara panasnya bisa terjadi karena bantuan beberapa alumni universitas tersebut.
Tanpa bantuan mereka, dana yang dibutuhkan untuk membuat dan mengujicoba balon udara panas yang pertama kali didemonstrasikan oleh Montgolfier bersaudara pada 1783, tidak akan bisa diwujudkan oleh seorang pembuat kue.
Setelah melakukan serangkaian uji coba dan mengalami penundaan, pada 4 Oktober 1784 James Sadler mengudara dengan balon udara panasnya dari Christ Church Meadow, Oxford. Balon yang dinaiki Sadler menempuh jarak sekira 9,5 kilometer di ketinggian 1,1 kilometer sebelum mendarat di dekat Woodeaton.
Berbeda dengan aksi yang dilakukan penerbang Italia, Vincenzo Lunardi beberapa bulan sebelumnya, penerbangan Sadler dilakukan tanpa disaksikan banyak orang. Diyakini, sifat Sadler yang pemalu membuatnya berpikir melakukan pertunjukan terbang di depan ribuan orang adalah sebuah hal yang menakutkan. (*)