IRAN (KRjogja.com) - Pemerintah Iran menyatakan berkabung selama tiga hari setelah mantan presiden Iran, Ali Akbar Hashemi Rafsanjani, meninggal dunia pada usia 82 tahun akibat serangan jantung. Ali berperan penting dalam revolusi 1979, tetapi belakangan ini, dia justru bertentangan dengan kelompok garis keras yang mengusung revolusi tersebut.
Pemimpin Agung Iran, Ayatullah Ali Khamenei mengakui ada perbedaan pandangan antara ia dan Ali Rafsanjani. Meski demikian, perbedaan ideologi tersebut tak sampai memutus hubungan pertemanan. "Perbedaan pendapat dan penafsiran pada suatu saat dalam periode yang panjang sama sekali tidak pernah memutus perkawanan antara kami," kata Ayatullah Khamenei.
Rafsanjani yang menjabat presiden dalam periode 1989-1997, dibawa ke Rumah Sakit Shohadda di ibu kota Teheran sempat mendapat pengobatan selama sekitar satu jam, tetapi ini gagal menyelamatkan jiwanya. Kematiannya pun langsung menjadi viral di Iran. Sekelompok warga berkumpul di luar rumah sakit untuk mengungkapkan duka.
Presiden Hassan Rouhani yang memiliki hubungan baik dengan Rafsanjani, dilaporkan datang ke rumah sakit sebelum pengumuman resmi kematiannya. (*)