AMERIKA (KRjogja.com) - Pelapor khusus PBB, Yanghee Lee, akan memulai kunjungannya ke Myanmar untuk melakukan penyelidikan dugaan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk kekerasan yang dilakukan aparat militer terhadap etnis minoritas Muslim Rohingya. Selama 12 hari, ia akan pergi ke sejumlah wilayah yang dikabarkan menjadi lokasi di mana kekerasan dilaporkan marak terjadi, seperti negara bagian Rakhine dan Kachin.
"Kekerasan tidak dapat diterima dan saya menyerukan penyelidikan tentang dugaan penyiksaan bahkan pembunuhan dan pemerkosaan yang telah dilakukan tentara pada kaum Muslim minoritas di Myanmar," ujar Lee.
Lee sudah beberapa kali ke Myanmar. Terakhir kali ke Myanmar, ia mendapat sejumlah ancaman dan protes dari warga lantaran kritiknya atas perlakuan warga Myanmar pada kaum Rohingya.
Etnis minoritas Muslim di Myanmar, khususnya Rohingya, selama ini menderita karena diskriminasi. Beberapa bulan belakangan, Rohingya kembali kembali menjadi sorotan akibat kekerasan dan sikap represif aparat pemerintah kepada mereka. (*)