PERAYAAN puncak Malam Natal di Palestina berlangsung di Bethlehem, Tepi Barat. Dengan semangat kebersamaan, otoritas Israel dan Palestina bekerjasama mengundang sebanyak mungkin jemaat untuk datang ke Bethlehem.
Sejumlah pramuka laki-laki dan perempuan membuka perayaan puncak Malam Natal di Bethlehem dengan pawai meriah menuju ke Lapangan Manger. Ini merupakan gabungan antara nasionalisme dan agama: pawai membawa bendera Palestina ketika melewati sebuah pohon Natal raksasa di depan gereja kuno Church of the Nativity.
“Ini sangat emosional karena ada semacam perasaan yang merasuki jiwa karena benar-benar berada di lokasi ini. Seakan-akan kita bisa memegang tangan bayi Yesus, menerimanya dan mengatakan ‘Selamat datang di dunia ini'," ujar Bethany Walker dari Afrika Selatan.
Bagi warga Palestina, sekali lagi mereka merayakan Natal di bawah pendudukan Israel. Tetapi Walikota Bethlehem Vera Baboun mengatakan hal itu tidak mengurangi kekhidmatan perayaan puncak Malam Natal.
“Kami berdoa demi perdamaian. Tidak saja perdamaian di tempat ini di mana sulit mendapatkan perdamaian, tetapi juga di seluruh dunia. Bukankah ini pesan Bethlehem sesungguhnya? Perayaan ini tentang perdamaian, cinta dan harapan," ujar Baboun kepada VOA. (*)