NEW YORK (KRjogja.com) - Dewan Keamanan PBB mendukung mantan Perdana Menteri (PM) Portugal, Antonio Guterres untuk menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB yang baru menggantikan Ban Ki-moon. Kepastian Guterres menjadi sekjen PBB ini didapat setelah mayoritas suara dalam voting yang digelar di antara 15 anggota Dewan Keamanan PBB, 13 suara menyatakan mendukung pria asal Portugal tersebut, dan 2 suara abstain.
DK PBB tampaknya tak ingin berlama-lama untuk menentukan siapa pengganti Ban Ki-moon sehingga mereka kompak memilih Guterres untuk menjadi pemimpin baru di lembaga multinaisonal beranggotakan lebih dari 200 negara itu. Proses pemilihan sekjen kali ini termasuk cepat karena sebelumnya nama pemenang baru akan diketahui akhir Oktober 2016 ini.
Akan tetapi, kompaknya suara para anggota DK PBB untuk memilih Guterres sebagai sekjen PBB, membuat proses pemilihan tak memakan waktu lama. Bahkan, Rusia yang sebelumnya diprediksi akan menjegal Guterres, ternyata justru mendukung mantan Direktur UNHCR tersebut.
Guterres selama ini memang sudah diprediksi menjadi sekjen karena dari sejumlah hasil voting di kalangan DK PBB, dia tak pernah terkalahkan. Dia bisa dijegal jika salah satu anggota DK PBB menggunakan hak veto. Dalam hal ini, Rusia dan Tiongkok sempat diperkirakan akan menjegal Guterres. Kenyataannya, kedua negara ini kompak mendukung mantan pemimpin Portugal tersebut. Tak ada satupun anggota tetap DK PBB yang memveto Guterres untuk menghalangi pencalonannya. (*)