Hacker Retas Jaringan Komputer Pemerintah Australia

Photo Author
- Rabu, 31 Agustus 2016 | 04:17 WIB

AUSTRALIA (KRjogja.com) - Serangan cyber canggih berhasil membobol jaringan komputer Pemerintah Australia, termasuk divisi elite Dapartemen Pertahanan yang memegang rencana sangat rahasia di bidang satelit komunikasi. Serangan cyber ini diduga dilakukan kelompok hacker yang berbasis di China.

Divisi elite Departemen Pertahanan Australia yang jadi target serangan hacker itu adalah Defence Science Technology Group. Aksi serangan hacker sudah berlangsung dalam lima tahun terakhir.

Four Corners juga telah mengkonfirmasi Newsat Ltd, sebuah perusahaan satelit Australia yang asetnya yang dijual tahun lalu. Selain jaringan komputer Departemen Pertahanan Australia, jaringan komputer perusahan-perusahaan Australia juga jadi target peretasan.

Penasehat keamanan cyber Perdana Menteri Australia, Alastair MacGibbon, mengatakan bahwa jaringan komputer Pemerintah Australia diserang setiap hari. Mantan bos CIA, Michael Hayden, yang juga menjabat selama enam tahun sebagai kepala divisi mata-mata elektronik AS, National Security Agency (NSA), mengatakan bahwa Australia dan Amerika Serikat (AS) harus mengeraskan pertahanan dan melindungi data mereka dari serangan cyber asing.

China telah dicurigai sebagai dalang dari serangan hacker terhadap jaringan komputer Pemerintah Australia. Namun, Kedutaan Besar China di Canberra membantah bahwa Beijing melakukan spionase cyber terhadap kepentingan Australia. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: ivan

Tags

Rekomendasi

Terkini

Amerika Serikat Dijuluki Raja Bioetanol di Dunia

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:20 WIB

Novelis Inggris Joanna Trollope Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 21:05 WIB

Pesona Indonesia pada Bazar Amal di Bucharest

Rabu, 10 Desember 2025 | 15:16 WIB

Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:50 WIB

Wartawan Ini Butuh Waktu 20 Tahun Untuk Diajak Bicara

Jumat, 28 November 2025 | 15:40 WIB
X