PARIS (KRjogja.com) - Hasil penyelidikan sementara tim investigasi serangan teroris di Nice yang menewaskan 84 orang dan melukai lebih dari 200 lainnya itu, menunjukkan bahwa serangan itu telah direncanakan sejak 2015. Selain itu, pelaku serangan, Mohamed Lahouaiej Bouhlel (31) saat melancarkan aksinya, tak bekerja sendirian, melainkan berkomplot dengan lima rekannya.
Adapun nama kelima tersangka baru yang ikut merencanakan serangan teroris di kota pantai Nice tersebut adalah pria kelahiran Tunisia yang telah menjadi warga negara Prancis, Ramzi A (22), Chokri (37) yang juga warga Prancis keturunan Tunisia, Mohamed Walid G (38) warga Prancis keturunan Albaniadi Prancis, Artan H (39) dan istrinya Enkeledja Z (38) yang juga berasal dari Albania tetapi telah menjadi warga negara Prancis.
Kepolisian Prancis telah menangkap lima orang yang membantu Bouhlel melancarkan aksinya di tengah perayaan Bastille Day yang merupakan hari nasional terpenting di negara pimpinan Francois Hollande tersebut.
Jaksa penuntut Francois Molins mengatakan, pelaku serangan telah merencanakan aksinya sejak perayaan Bastille Day tahun 2015 lalu. Informasi ini terungkap, kata Molin, setelah tim investigasi berhasil menemukan sejumlah bukti rencana serangan itu dari ponsel dan komputer pelaku serta hasil interograsi terhadap lima tersangka lainnya yang kini telah ditahan. (*)