BRUSSELS (KRjogja.com) – Negara-negara pendiri Uni Eropa (UE) mengatakan bahwa mereka menginginkan Inggris untuk secepatnya meninggalkan blok politik dan ekonomi itu setelah hasil referendum menunjukkan mayoritas warga Negeri Ratu Elizabeth itu memilih keluar dari UE.
“Negosiasi harus berjalan secepatnya dalam kepentingan bersama,†kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Marc Ayrault sepeti yang dikutip dari Russia Today, Minggu, (26/6/2016). Dia menambahkan pentingnya UE untuk bergerak cepat agar dapat memberikan tujuan baru bagi ke-27 negara anggotanya dan mencegah tumbuhnya risiko populisme.
“Demi kepentingan Inggris dan kepentingan negara-negara Eropa untuk tidak memunculkan periode ketidakpastian yang bisa memberikan dampak finansial dan dapat menyebabkan konsekuensi ekonomi dan politik,†ujarnya.
Pernyataan bersama dari enam negara pendiri UE, yaitu Prancis, Jerman, Belanda, Italia, Belgia dan Luxemburg mengatakan bahwa mereka menginginkan keputusan yang cepat dari Inggris.
Di lain pihak, Inggris tampaknya tidak mau terburu-buru untuk memulai proses pelepasan keanggotaannya.
Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron yang telah mengumumkan pengunduran dirinya mengatakan bahwa keputusan mengenai kapan Inggris akan meninggalkan UE akan diambil oleh penerusnya saat dia menyerahkan jabatannya pada Oktober mendatang.
Referendum yang memutuskan keanggotaan Inggris di UE pada Kamis, 23 Juni berakhir dengan kemenangan kelompok pendukung Brexit, keluarnya Inggris dari UE dengan jumlah suara 52 persen berbanding 48 persen. Hasil tersebut menyebabkan guncangan dalam sistem di Inggris termasuk jatuhnya nilai mata uang poundsterling dan mundurnya PM Cameron. (*)
