AS Kembali Veto Rancangan Resolusi Gencatan Senjata Segera di Jalur Gaza

Photo Author
- Rabu, 21 Februari 2024 | 15:35 WIB
Pendistribusian bantuan masyarakat Indonesia di Gaza Palestina.
Pendistribusian bantuan masyarakat Indonesia di Gaza Palestina.


Krjogja.com Washington, DC - Amerika Serikat (AS) pada Selasa (20/2/2024), memveto rancangan resolusi PBB yang digagas dan didukung luas oleh negara-negara Arab, yang menuntut gencatan senjata segera atas perang Hamas Vs Israel di Jalur Gaza.

Pemungutan suara di Dewan Keamanan (DK) PBB yang beranggotakan 15 negara menghasilkan skor 13-1 dengan Inggris abstain, mencerminkan dukungan kuat dari negara-negara di seluruh dunia untuk mengakhiri perang yang menurut otoritas kesehatan Jalur Gaza telah menewaskan 29.092 orang. Sebagian besar korban jiwa adalah perempuan dan anak-anak.

Baca Juga: Penerbitan Perpres Media Sustainability Tepat, Ini Alasannya

Ini adalah veto ketiga AS terhadap rancangan resolusi DK PBB yang menuntut gencatan senjata di Jalur Gaza dan terjadi sehari AS mengedarkan resolusi alternatifnya sendiri yang akan mendukung gencatan senjata sementara untuk membebaskan semua sandera.

Rancangan resolusi AS menggarisbawahi gencatan senjata sementara sesegera mungkin memerlukan pembebasan sandera dan menyerukan pencabutan semua pembatasan pengiriman bantuan kemanusiaan. AS menuturkan bahwa kedua tindakan tersebut akan membantu menciptakan kondisi untuk menghentikan permusuhan yang berkelanjutan sebagaimana yang diserukan dalam resolusi yang diadopsi DK PBB pada 22 Desember 2023.

Baca Juga: 21 Februari Diperingati Hari Bahasa Ibu Internasional, Ini Penjelasannya

Pada Selasa pula, hampir setiap anggota DK PBB – termasuk AS – menyatakan keprihatinan atas bencana yang akan terjadi di Kota Rafah di Gaza Selatan, tempat sekitar 1,5 juta warga Palestina mencari perlindungan, jika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melanjutkan rencananya untuk mengevakuasi warga sipil dan mulai melancarkan invasi darat ke wilayah yang berbatasan dengan Mesir itu.

Sebelum pemungutan suara, Duta Besar Aljazair untuk PBB Amar Bendjama yang merupakan perwakilan Arab di DK PBB seperti dilansir AP, Rabu (21/2), mengatakan, "Pemungutan suara yang mendukung rancangan resolusi ini merupakan dukungan terhadap hak hidup warga Palestina. Sebaliknya, memberikan suara yang menentangnya berarti mendukung kekerasan brutal dan hukuman kolektif yang dijatuhkan terhadap mereka."

Baca Juga: Musim Hujan Jogja Malah Sumuk, Nih Penjelasan BMKG

Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield membalas dengan mengatakan bahwa AS memahami keinginan untuk mengambil tindakan segera, namun pihaknya yakin rancangan resolusi tersebut akan berdampak negatif pada negosiasi sensitif mengenai kesepakatan sandera dan jeda pertempuran setidaknya selama enam minggu.

"Jika hal itu terwujud, kita dapat meluangkan waktu untuk membangun perdamaian yang lebih abadi," ungkap Linda.

Baca Juga: Fakta Farrel Legolas Rompies, yang Tersandung Kasus Bullying

Rancangan resolusi yang diusulkan AS, kata Linda, akan menghasilkan apa yang tidak dihasilkan oleh draf resolusi yang satunya, yaitu menekan Hamas untuk menerima kesepakatan yang ada di meja perundingan dan membantu mengamankan jeda yang memungkinkan bantuan kemanusiaan menjangkau warga sipil Palestina yang sangat membutuhkan.

Baca Juga: Fakta Farrel Legolas Rompies, yang Tersandung Kasus Bullying

Dia menambahkan bahwa rancangan resolusi yang didukung negara-negara Arab tidak menghubungkan pembebasan sandera dengan gencatan senjata, yang akan membuat Hamas menghentikan pertempuran tanpa mengharuskan mereka melakukan tindakan apa pun.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Amerika Serikat Dijuluki Raja Bioetanol di Dunia

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:20 WIB

Novelis Inggris Joanna Trollope Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 21:05 WIB

Pesona Indonesia pada Bazar Amal di Bucharest

Rabu, 10 Desember 2025 | 15:16 WIB

Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:50 WIB

Wartawan Ini Butuh Waktu 20 Tahun Untuk Diajak Bicara

Jumat, 28 November 2025 | 15:40 WIB
X