Ada 46 Orang Terkena Diare, Desa di Inggris Ini Minta Warga Rebus Air Keran

Photo Author
- Sabtu, 25 Mei 2024 | 19:10 WIB
ilustrasi air keran (unsplash)
ilustrasi air keran (unsplash)


Krjogja.com - Brixham - Sebuah desa nelayan yang indah di wilayah barat daya Inggris diberi instruksi untuk merebus air kerannya untuk tiga hari berturut-turut pada Jumat (17/5/2024). Gara-garanya sekitar 46 orang sakit terkena diare karena parasit.

Hal tersebut dianggap sebagai contoh dari sistem air Inggris yang sedang bermasalah, melansir dari Euronews, Sabtu (25/5/2024).

Sekitar 16.000 rumah dan bisnis di wilayah Brixham, Devon, akhirnya diminta untuk memasak air setelah ditemukannya kriptosporidiosis, sejenis parasit mikroskopis yang menyebabkan diare dalam air tersebut.

Setidaknya 46 kasus kriptosporidiosis telah dikonfirmasi dan lebih dari 100 orang lainnya melaporkan gejala yang serupa, kata Badan Keamanan Kesehatan Inggris.

Kasus-kasus tersebut dapat berlangsung lebih dari dua pekan.

Kepala Eksekutif South West Water, Susan Davy, meminta maaf atas wabah tersebut dan mengatakan bahwa teknisi bekerja siang dan malam untuk memperbaiki masalah yang mungkin saja berasal dari pipa di padang rumput sapi.

"Saya sungguh-sungguh minta maaf atas gangguan dan kecemasan yang lebih luas ini," kata Davy. "Saya tahu kali ini kami jauh dari apa yang Anda harapkan dari kami."

Krisis ini tidak berkaitan dengan kesulitan air yang lebih besar di Inggris, tetapi menjadi lambang dari sistem yang semakin menua dan kesulitan.

Adapun perusahaan air telah menjadi sorotan selama lebih dari setahun untuk menghentikan tumpahan kotoran yang sering jatuh ke sungai dan laut yang sebenarnya telah menyebabkan kekhawatiran, membuat para perenang sakit, mencemari sungai-sungai pemancingan, dan memicu protes dari masyarakat untuk memperbaiki apa yang telah mereka lakukan.

Sebuah kelompok lingkungan melaporkan bahwa 70.000 tumpahan kotoran tumpah selama total 400.000 jam di sepanjang pantai Inggris tahun 2023.

Lebih dari seperempatya berada dalam jarak 3,2 kilometer dari tempat berenang, kata Friends of the Earth dalam analisisnya terhadap data pemerintah.

Para advokat air bersih menyalahkan masalah-masalah tersebut pada privatisasi sistem air Inggris pada tahun 1989. Mereka mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan telah mengutamakan kepentingan pemegang saham daripada pelanggan dan tidak bisa mengeluarkan uang untuk memperbaiki sistem pipa yang usang.

Thames Water, yang merupakan perusahaan terbesar di antara perusahaan-perusahaan tersebut, hampir bangkrut dan para pemimpinnya mengatakan perusahaan itu menghadapi risiko nasionalisasi setelah pemegang saham menolak untuk memberi lebih banyak uang.

Adanya masalah lain ditunjukkan oleh jutaan liter limbah mentah dipompa ke danau terbesar di Inggris. Setelah gangguan menyebabkan pompa gagal, sistem cadangan kemudian memompa limbah manusia ke Danay Widermere, sebuah situs Warisan Dunia UNESCO, selama 10 jam, demikian lapor BBC.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Amerika Serikat Dijuluki Raja Bioetanol di Dunia

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:20 WIB

Novelis Inggris Joanna Trollope Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 21:05 WIB

Pesona Indonesia pada Bazar Amal di Bucharest

Rabu, 10 Desember 2025 | 15:16 WIB

Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:50 WIB

Wartawan Ini Butuh Waktu 20 Tahun Untuk Diajak Bicara

Jumat, 28 November 2025 | 15:40 WIB
X