Swedia Kirim Kapal Perang dan Pesawat Pengintai ke Laut Baltik, Ada Apa?

Photo Author
- Selasa, 14 Januari 2025 | 12:15 WIB
ilustrasi swedia (istimewa)
ilustrasi swedia (istimewa)


Krjogja.com - Stockholm - Perdana menteri Swedia menyatakan negaranya tidak sedang berperang, namun juga tidak dalam keadaan damai. Dia mengumumkan Swedia akan mengirimkan pasukan bersenjata ke Laut Baltik untuk pertama kalinya sebagai bagian dari upaya peningkatan pengawasan di tengah serangkaian dugaan sabotase kabel bawah laut.

Negara tersebut menyatakan akan mengirimkan hingga tiga kapal perang dan sebuah pesawat pengintai ASC 890 sebagai bagian dari upaya NATO untuk memantau infrastruktur penting dan "armada bayangan" Rusia.

Pada hari pertama konferensi tahunan Folk och Forsvars (rakyat dan pertahanan) yang diadakan di Salen, Swedia utara, Ulf Kristersson juga mengomentari putusnya kabel bawah laut di Laut Baltik baru-baru ini. Dia menyatakan "niat musuh tidak bisa dikesampingkan".

Di tengah serangan hibrida dan "perang proksi" – termasuk dugaan keterlibatan Iran yang menggunakan anggota geng Swedia untuk melakukan kejahatan – Kristersson seperti dikutip The Guardian, Senin (13/1/2025) mengatakan, "Swedia tidak sedang berperang, namun kami juga tidak dalam keadaan damai."

Dia menambahkan, "Damai sejati membutuhkan kebebasan dan ketiadaan konflik serius antar negara. Namun, kami dan negara tetangga kami terpapar serangan hibrida, yang dilakukan bukan dengan robot dan tentara, melainkan dengan komputer, uang, disinformasi, dan risiko sabotase."

Mereka yang menginginkan perdamaian, kata dia, harus siap untuk berperang.

"Ini adalah pertama kalinya Swedia mengirimkan pasukan bersenjata ke wilayah kami sendiri," ujarnya.

Mengomentari penyelidikan terhadap kapal Eagle S, yang diduga merusak kabel antara Finlandia dan Estonia bulan lalu, dia mengatakan NATO siap membantu dan bahwa kapal penyelamat kapal selam Swedia telah berada di lokasi dan berhasil menarik jangkar.

"Swedia tidak langsung menyimpulkan atau menuduh siapa pun melakukan sabotase tanpa alasan yang sangat kuat," tegas Kristersson.

"Namun, kami juga tidak naif. Situasi keamanan dan kenyataan bahwa hal-hal aneh terus terjadi di Laut Baltik juga membuat kami percaya bahwa niat musuh tidak bisa dikesampingkan."

Dia menuturkan lebih lanjut, "Tidak ada bukti yang kuat bahwa sebuah kapal secara tidak sengaja menarik jangkar dengan rantai sepanjang 300 meter selama lebih dari 100 kilometer tanpa menyadari bahwa hal itu bisa menyebabkan kerusakan."

Dia mengatakan akan bertemu dengan kepala negara dan pemerintahan dari negara-negara Laut Baltik di Helsinki, ibu kota Finlandia, pada Selasa (14/1).

"Kami tidak membuat tuduhan sembarangan, namun kami semua menganggap ini serius," ungkap Kristersson. (*)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Amerika Serikat Dijuluki Raja Bioetanol di Dunia

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:20 WIB

Novelis Inggris Joanna Trollope Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 21:05 WIB

Pesona Indonesia pada Bazar Amal di Bucharest

Rabu, 10 Desember 2025 | 15:16 WIB

Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:50 WIB

Wartawan Ini Butuh Waktu 20 Tahun Untuk Diajak Bicara

Jumat, 28 November 2025 | 15:40 WIB
X