KRjogja.com – Harga telur di Indonesia saat ini berkisar antara Rp2.000 hingga Rp3.000 per butir, tergantung daerah. Namun, tahukah Anda bahwa di Kepulauan Mariana Utara (CNMI), harga telur bisa mencapai US$1 per butir atau sekitar Rp16.200?
Lonjakan harga ini terjadi akibat wabah flu burung H5N1 yang sedang melanda Amerika Serikat, menyebabkan kelangkaan telur di wilayah persemakmuran AS di Pasifik tersebut.
Harga Telur Melonjak Hingga Rp194.000 per Lusin
Menurut Departemen Pertanian AS, harga telur di seluruh daratan Amerika Serikat mengalami kenaikan tajam, dengan rata-rata mencapai US$8 per lusin (sekitar Rp129.600). Namun, di CNMI, harga telur diperkirakan naik menjadi US$12 per lusin (sekitar Rp194.400) dalam waktu dekat, atau setara dengan Rp16.200 per butir.
Manajer Umum Shirley’s Coffee Shop, Maro Dela Torre, mengatakan bahwa kenaikan harga ini berdampak besar pada bisnis kuliner. Restoran kini menambah biaya tambahan US$1 (Rp16.200) untuk menu yang menggunakan telur.
Dampak Flu Burung Terhadap Pasokan Telur
Roman "Bo" Palacios, Wakil Presiden JCT Enterprises, salah satu distributor telur terbesar di CNMI, menyatakan bahwa wabah flu burung di daratan AS telah membatasi pasokan telur, menyebabkan kelangkaan dan lonjakan harga.
Ia juga menambahkan bahwa banyak warga yang mulai menimbun telur, sehingga semakin memperburuk ketersediaan di pasar. Hingga saat ini, sebagian besar toko seperti Joeten Superstore bahkan sudah kehabisan stok telur.
“Orang-orang mulai mengantisipasi pasokan akan semakin langka, tetapi persediaannya sendiri memang sudah terbatas. Dengan harga setinggi ini, penjualan juga semakin sulit,” ungkap Palacios.
Bagaimana dengan Harga Telur di Indonesia?
Meskipun harga telur di Indonesia masih relatif stabil, faktor eksternal seperti wabah flu burung di AS dan gangguan rantai pasokan global dapat berpengaruh pada harga pangan secara keseluruhan.
Untuk saat ini, Indonesia masih mampu menjaga pasokan telur di kisaran Rp2.000–Rp3.000 per butir, jauh lebih murah dibandingkan CNMI yang harus membayar Rp16.200 per butir akibat kelangkaan ekstrem.
(Osy)
---