Media massa kerap melaporkan kasus serangan hiu dengan nada sensasional yang memunculkan ketakutan berlebihan. Namun, di balik headline yang mengerikan, ada faktor-faktor tersembunyi yang jarang dibahas.
Para peneliti terkemuka kini mengungkap temuan mengejutkan tentang perilaku manusia modern yang mungkin menjadi pemicu utama di balik tren mengkhawatirkan ini.
Dunia digital yang kita huni saat ini memiliki dampak luar biasa terhadap cara kita berinteraksi dengan alam liar, termasuk kehidupan laut. Lantas bagaimana kasus serangan hiu bisa berhubungan dengan konten viral di media sosial?
Baca Juga: PB Griya Bugar Juara Umum Liga Bulutangkis Jogja Seri XXI-2025
Berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari New York Post, temuan tak terduga tentang apa yang sebenarnya terjadi
Para Influencer dan Tren Berbahaya
Fenomena influencer yang berinteraksi dengan hiu telah menjadi genre konten yang semakin populer di platform media sosial. Video-video yang menampilkan orang-orang berenang bersama, menyentuh, bahkan memegang sirip punggung hiu mendapatkan jutaan tayangan dan ribuan likes. Hal ini mendorong banyak orang untuk mencoba pengalaman serupa demi mendapatkan konten yang menarik untuk diunggah di akun media sosial mereka.
Profesor Eric Clua dari Universitas PSL di Paris, Prancis, yang memimpin penelitian ini mengungkapkan keprihatinannya terhadap tren berbahaya tersebut. "Saya tidak mendorong, seperti yang dilakukan banyak influencer di jejaring sosial, orang-orang untuk berpegang pada sirip punggung hiu atau mengelusnya, dengan dalih membuktikan bahwa mereka tidak berbahaya," ujarnya kepada Times of London. Pernyataan ini merupakan kritik terhadap meningkatnya jumlah konten di mana pembuat konten merekam diri mereka berenang dengan dan bahkan menyentuh predator laut ini.
Salah satu contoh populer adalah klip Instagram di mana fotografer satwa liar Taylor Cunningham terlihat menyentuh hidung seekor hiu macan di lepas pantai Hawaii. "Hiu di sini terasa seperti keluarga," ungkap wanita yang menyebut dirinya "crazy shark lady" tersebut dalam keterangan foto. Konten semacam ini, meskipun terlihat menakjubkan, dapat memberikan kesan yang salah bahwa berinteraksi dengan hiu adalah aktivitas yang aman.
Tidak hanya influencer biasa, banyak selebriti juga telah difilmkan berenang dengan hiu, termasuk penyanyi Ciara, dan bintang film seperti Bella Thorne, Zac Efron, dan Will Smith. Keterlibatan tokoh-tokoh terkenal ini semakin memperkuat persepsi bahwa aktivitas tersebut aman dilakukan dan bahkan menjadi tren gaya hidup yang didambakan.
Studi Kasus dan Bukti Ilmiah
Untuk menyelidiki penyebab meningkatnya serangan hiu, Profesor Clua dan timnya memeriksa catatan insiden yang terjadi di lepas pantai Polinesia Prancis antara tahun 2009 dan 2023. Dari 74 kasus gigitan yang tercatat selama periode tersebut, sebagian besar melibatkan hiu berukuran kecil dan menengah, dan sekitar 5% kemungkinan besar merupakan hasil dari hiu yang bertindak defensif karena merasa terancam.
Peneliti mencatat bahwa gigitan defensif ini terjadi tanpa peringatan dan melibatkan beberapa gigitan, yang umumnya hanya mengakibatkan luka superfisial. Namun, dalam beberapa kasus, konsekuensinya bisa sangat serius. Analisis lebih lanjut terhadap Shark Attack Files — database global dengan catatan yang tersedia sejak tahun 1800-an — mengungkapkan lebih dari 300 insiden yang juga bersifat defensif.
Studi ini muncul bertepatan dengan beberapa kejadian tragis baru-baru ini. Dua bulan sebelumnya, seorang turis Kanada kehilangan kedua tangannya setelah digigit oleh hiu sepanjang 6 kaki yang coba difotonya di Turks dan Caicos. Awal bulan ini, Barak Tzach, seorang ayah dari empat anak, tewas saat mencoba merekam hiu di perairan Hadera, Israel. Meskipun tidak jelas dalam kedua kasus tersebut apakah korban menyentuh atau memberi makan predator itu, namun keduanya terlibat dalam aktivitas merekam hiu.
Temuan ini semakin mengkhawatirkan mengingat penelitian tahun 2020 yang mengungkapkan bahwa lebih banyak orang meninggal saat mengambil selfie daripada yang terbunuh oleh hiu. Kombinasi dari keinginan untuk konten viral dan kesalahpahaman tentang perilaku hiu telah menciptakan situasi berbahaya yang dapat berujung fatal.