Partisipasi Perempuan di Pasar Kerja Stagnan

Photo Author
- Jumat, 13 Juni 2025 | 15:13 WIB
Rektor Universitas Widya Mataram Prof Edy Suandi Hamid dalam International Conference di kampus California State University (CSU) Sacramento, Selasa (10/6).  (Iatimewa )
Rektor Universitas Widya Mataram Prof Edy Suandi Hamid dalam International Conference di kampus California State University (CSU) Sacramento, Selasa (10/6). (Iatimewa )

KRjogja.com Jakarta - Walaupun peran wanita dalam berbagai aktivitas perekonomian dan ketenagakerjaan lainnya terkesan meningkat, namun sebetulnya relatif tidak meningkat

"Selama lebih dua dekade tingkat partisipasi wanita dalam pasar kerja mengalami stagnasi. Angka labour force participation rate hanya berkisar 50an persen. Artinya hanya separuh lebih sedikit angkatan kerja wanita yang aktif dalam perekonomian," ujar Rektor Universitas Widya Mataram Prof Edy Suandi Hamid dalam International Conference di kampus California State University (CSU) Sacramento, Selasa (10/6). 

Ketua DPR RI Puan Maharani memberikan Pidato Kunci pada acara yang dihadiri Rektor CSU Sacramento Dr Luke Wood beserta pimpinan CSU serta mahasiswa tersebut. Hadir juga anggota DPR RI seperti Ketua Komisi 5 Lasarus, MY Esti Wijayanti, Utut Adianto, Mufti Aiman dan Charles Honiris.

Baca Juga: Suara itu Akan Tumbuh, Sebuah Revolusi dari Panggung Teater De Britto

Dalam konferensi yang diikuti 100an peserta itu berbicara pula Walikota Semarang Dr Agustina Wilujeng, Prof Edy mengatakan, dibanding negara lain di dunia, angka partisipasi tenaga kerja Indonesia ini masuk dalam kisaran rata-rata. "Masalahnya ini tidak naik-naik, dan sebagian besar kerja di sektor informal yang ketidakpastiannya tinggi, dan berpendapatan rendah," kata mantan Ketua FRI dan Pengurus Pusat ISEI ini.

Dikatakan, di samping itu, kesenjangan tenaga kerja wanita dan laki-laki juga sangat tinggi, bedanya sekitar 30 persen. "Ini menunjukkan perlunya usaha serius untuk meningkatkan partisipasi tenaga kerja wanita ini. Misalnya dengan meningkatkan pendidikan wanita serta menghilangkan hambatan bagi wanita untuk bekerja dan menempati posisi tinggi di berbagai lapangan kerja," kata Prof Edy Suandi Hamid.

Yang menarik ucap Prof Edy adalah tenaga kerja di pegawai negeri. "Jumlahnya jauh lebih tinggi dari laki-laki, tetapi ini sebagian besar adalah guru. Namun sayangnya perempuan di eselon 1 dan 2 jumlahnya kurang dari 20%. Jadi ada kesenjangan tinggi dari sisi level jabatan," ujar Prof Edy.

Dikatakan, karena kesulitan ekonomi keluarga, banyak tenaga kerja wanita bekerja di luar negeri. "Sayangnya banyak yang ilegal dan juga hanya bekerja sebagai asisten rumah tangga," tutup Mantan Rektor UII ini. (*)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Amerika Serikat Dijuluki Raja Bioetanol di Dunia

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:20 WIB

Novelis Inggris Joanna Trollope Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 21:05 WIB

Pesona Indonesia pada Bazar Amal di Bucharest

Rabu, 10 Desember 2025 | 15:16 WIB

Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:50 WIB

Wartawan Ini Butuh Waktu 20 Tahun Untuk Diajak Bicara

Jumat, 28 November 2025 | 15:40 WIB
X