KRjogja.com - JAKARTA - Pendalaman dilakukan Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri terhadap ancaman bom yang kedua terhadap pesawat Saudia Airlines yang mendarat darurat di Bandara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara, pada Sabtu (21/6/2025) pagi.
“Untuk kejadian tersebut saat ini masih dalam pendalaman oleh Tim Densus 88,” kata Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri AKBP Mayndra Eka Wardhana kepada wartawan di Jakarta.
Baca Juga: Perayaan Kelulusan Siswa The Lilliput World yang Tak Terlupakan di Istana Keraton Ratu Boko
Ia menjelaskan, awalnya ancaman bom itu diperoleh AirNav Indonesia di Jakarta. Kemudian, ancaman tersebut diteruskan kepada Air Traffic Control (ATC) Kuala Lumpur, Malaysia.
Selanjutnya, ungkap Maydra Eka Wardhana, ATC Kuala Lumpur menyampaikan kepada pilot. "Sehubungan hal itu pilot meminta landing (mendarat) di Kualanamu untuk skrining terhadap pesawat,” ujarnya.
Baca Juga: Langgeng Art Foundation Hadirkan 3 Pameran Sekaligus, 2 Karya S Teddy Turut Tampil
Pesawat Saudia Airlines dengan nomor penerbangan SV-5276, sebelumnya mendapat ancaman bom yang dikirimkan oleh orang tidak dikenal melalui surat elektronik pada Selasa (17/6/2025) pukul 07.30 WIB.
Isi surat elektronik itu akan meledakkan pesawat dengan nomor registrasi HZ-AK32 rute Jeddah-Jakarta (Bandar Udara Soekarno-Hatta) membawa sebanyak 442 haji Kloter 12 Debarkasi Jakarta-Bekasi.
Baca Juga: Danrem 072 Pamungkas: Kompetisi Taekwondo untuk Mengasah Mental dan Sportivitas
Terkait hal itu, pilot pesawat Saudia Airlines akhirnya memutuskan mengalihkan penerbangan dengan melakukan pendaratan darurat ke Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, pukul 10.44 WIB. (Ful)