Krjogja.com – GAZA – Insiden pemboman kembali terjadi di sela-sela peperangan antara pihak militer Israel dengan pejuang Palestina (Hamas) di Jalur Gaza. Konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung sejak abad ke-19 hingga abad ke-21 itu kembali mendapat kecaman dari warganet, usai pihak militer Israel membom Gereja Katolik Holy Family di Gaza, pada Kamis (17/7/2025). Gereja tersebut merupakan satu-satunya gereja Katolik di Jalur Gaza, sekaligus menjadi tempat perlindungan bagi para pengungsi dan pastor.
Dilansir dari The Guardian, media internasional ternama, tiga korban tewas akibat peristiwa pemboman ini, antara lain dua perempuan lansia (masing-masing berumur 84 dan 69 tahun), dan seorang pekerja kebersihan gereja (60). Serangan ini juga menyebabkan seorang pastor terluka, yakni Pastor Gabriel Romanelli, imam yang bertugas melayani di gereja tersebut.
Gereja Katolik Holy Family dikabarkan merupakan tempat perlindungan bagi para pengungsi atau warga sipil seperti orang tua, anak-anak, hingga lansia, menjadikan gereja ini sebagai tempat bernaung dari konflik yang tak berkesudahan antara Israel dan Palestina. Saat serangan terjadi, banyak warga sipil tengah berada di lingkungan kompleks gereja, mengingat zona tersebut dianggap cukup aman dari serangan rudal balistik dan alat tempur milik militer Israel.
Baca Juga: Gus Yahya Nilai Prabowo Tegas: Akui Israel Jika Palestina Merdeka, Itu Konsisten!
Lebih lanjut, pihak militer Israel dalam jumpa pers mengklaim bahwa serangan yang mengenai Gereja Katolik Holy Family adalah serangan yang tidak disengaja, dan saat ini pihaknya akan menyelidiki peristiwa pemboman terhadap satu-satunya gereja Katolik di Jalur Gaza tersebut.
Namun, klaim tersebut dibantah oleh sejumlah pihak gereja, salah satunya Patriarkat Latin Yerusalem, yang menilai bahwa serangan itu bukanlah sebuah kesalahan, melainkan tindakan yang disengaja dan mencerminkan tidak adanya penghormatan terhadap tempat ibadah serta kehidupan warga sipil, Kamis (18/7).
Tak lupa, pemimpin tertinggi umat Katolik, Paus Leo XIV, turut mengecam serangan pemboman yang dilancarkan oleh militer Israel dan mengenai Gereja Katolik Holy Family. Paus Leo XIV menyampaikan dukacita yang mendalam, mengingat bahwa bukan hanya bangunan yang hancur, tetapi juga tiga nyawa melayang dan beberapa orang terluka akibat insiden tersebut, termasuk Pastor Gabriel Romanelli.
Baca Juga: Karya Dosen dan Mahasiswa ISI Yogyakarta Tampil di Jazz Gunung Bromo 2025
Perlu diingat, serangan yang dilancarkan oleh militer Israel ke Gereja Katolik Holy Family bukanlah satu-satunya maupun yang pertama kali menyasar rumah ibadah. Sebelumnya, pada Oktober 2023, serangan bom udara Israel juga menghantam gereja Ortodoks tertua di Gaza, yakni Gereja Saint Porphyrius, dan menewaskan sedikitnya 18 pengungsi.
Dalam hukum humaniter internasional yang mengatur tentang konflik bersenjata, tertulis bahwa serangan terhadap fasilitas sipil seperti rumah sakit dan tempat ibadah sangat dilarang keras. Namun, dalam konflik Israel-Palestina, fasilitas sipil justru berulang kali menjadi sasaran pemboman dan penyerangan, manakala hal ini sudah termasuk ke dalam pelanggaran hukum perang.
Tentu saja, insiden pemboman yang baru saja menimpa Gereja Katolik Holy Family menuai kecaman dari berbagai elemen. Tak hanya dari pihak gereja, tetapi juga dari masyarakat luas dan berbagai kelompok humanis yang mengutuk keras serangan yang dilakukan oleh pihak militer Israel. Lebih lanjut, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dikabarkan langsung menelepon Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk menyampaikan kekesalannya setelah kabar insiden tersebut tersiar.(*)