KRJogja.com—Pemerintah Inggris baru saja mengidentifikasi temuan virus cacar monyet (monkey pox) varian anyar.
Sebagaimana laporan The Guardian pada Senin (8/12) lalu, temuan itu berlandaskan pengecekan pada seseorang yang habis berkunjung ke Asia.
Agensi Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) menyebutkan jika hasil pengecekan itu lantas ditindaklanjuti dengan uji strain atau genetika virus.
Baca Juga: Resmi Berdiri di Vietnam, Masjid Salamad Jadi Simbol Diplomasi Filantropi Indonesia
Laporan mengatakan jika virus yang baru-baru ini ditemukan ternyata lebih ganas ketimbang virus yang telah jamak menyebar.
Hal ini menunjukkan jika wilayah Asia merupakan daerah rawan. Karenanya, pemerintah Inggris mendorong agar warganya segera melakukan vaksinasi.
“Normal saja jika virus berkembang. Uji lanjutan akan membantu kami memahami bagaimana virus berubah,” bunyi rilis UKHSA.
Baca Juga: Mengenal Teras BRI Kapal, Bank Terapung yang Dinanti Masyarakat Kepulauan
Virus cacar monyet kini tengah merebak di banyak tempat. Virus ini punya kaitan dengan cacar air (small pox).
Media penularannya melalui kontak dengan kulit penderita, baik melalui perantara seperti pakaian maupun kontak langsung.
Selain itu, virus ini juga dapat menular melalui dahak atau ingus penderita. Lebih gilanya lagi, hewan peliharaan seperti kucing pun dapat menjadi media infeksi.
Baca Juga: Tips Usir Bau Apek di Kabin Mobil Usai Hujan-hujanan dan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sempat menetapkan kondisi darurat kesehatan publik selama setahun pada periode 2022.
Tahun 2024, status yang sama juga ditetapkan menyusul penularan mpox secara masif di wilayah Republik Kongo. Tahun ini, WHO kembali menetapkan darurat siaga mpox pada September lalu.
Temuan termutakhir WHO menunjukkan jika virus cacar monyer telah menginfeksi lebih dari 48,000 orang sepanjang tahun 2025. Setidaknya, 201 orang di 91 negara tewas akibat virus ini.