internasional

Dewan Keamanan PBB Desak Houthi Perpanjang Gencatan Senjata

Kamis, 24 November 2022 | 15:41 WIB
Orang-orang dan petugas keamanan berkumpul di sekitar bangkai pesawat tak berawak yang dilaporkan jatuh di ibu kota Sanaa, Yaman (23/5/2022). Pesawat tak berawak diklaim telah ditembak jatuh oleh pemberontak Houthi. (AFP/Mohammed Huwais)

Krjogja.com - Jakarta - Anggota Dewan Keamanan PBB mendesak kelompok pemberontak Houthi Yaman untuk memperpanjang gencatan senjata yang berakhir pada Oktober lalu. Mereka juga mengajak Houthi terlibat pembicaraan substantif untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung lebih dari delapan tahun.


Dalam pertemuan dewan tersebut pada Selasa (22/11), utusan khusus PBB untuk Yaman, Hans Grundberg mengatakan, “Saya ingin pihak-pihak yang berkonflik tidak hanya memperbarui gencatan senjata tapi– yang terpenting – berkomitmen mengambil langkah-langkah komprehensif menuju terciptanya resolusi konflik.”


Gencatan senjata selama dua bulan awalnya disepakati pada 2 April untuk memperingati bulan suci Ramadan. Selama masa itu, jumlah korban sipil jauh menurun, dan terjadi sedikit kelonggaran dalam impor bahan bakar, dan penerbangan komersial kembali beroperasi.


Kedua pihak yang berseteru memperpanjang gencatan senjata sebanyak dua kali, tetapi berakhir pada 2 Oktober lalu. Pemberontak Houthi yang didukung Iran belum setuju untuk memperpanjangnya kembali.


Meski sudah berakhir, menurut utusan PBB itu, dalam tujuh minggu ini tidak tampak dimulainya kembali perang. Namun serangan Houthi baru-baru ini terhadap terminal minyak dan pelabuhan di provinsi Hadramaut dan Shabwa di Yaman selatan telah menimbulkan kekhawatiran akan kembalinya konflik yang lebih luas.


Pekan lalu di Teluk Oman, Angkatan Laut Amerika Serikat mengatakan pihaknya menyita 170 ton bahan yang digunakan untuk bahan bakar rudal dan bahan peledak. Bahan-bahan itu disembunyikan dalam kapal dari Iran ke Yaman.


Arab Saudi, yang memimpin koalisi Arab memerangi Houthi, selama ini menjadi sasaran serangan drone dan rudal
Houthi. Saudi mengatakan tidak akan ragu untuk membela diri. (*)

Tags

Terkini

Amerika Serikat Dijuluki Raja Bioetanol di Dunia

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:20 WIB

Novelis Inggris Joanna Trollope Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 21:05 WIB

Pesona Indonesia pada Bazar Amal di Bucharest

Rabu, 10 Desember 2025 | 15:16 WIB

Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:50 WIB

Wartawan Ini Butuh Waktu 20 Tahun Untuk Diajak Bicara

Jumat, 28 November 2025 | 15:40 WIB