internasional

Israel Khawatirkan Program Nuklir Arab Saudi

Jumat, 21 Agustus 2020 | 11:58 WIB

ISRAEL, KRJOGJA.com - Pemerintah dan badan intelijen Israel dilaporkan khawatir dengan program pengolahan bijih uranium untuk bahan baku tenaga nuklir yang dilakukan oleh Arab Saudi, yang bekerja sama dengan China dan Yordania.

Sumber pejabat di Israel cemas program nuklir Saudi akan merusak hubungan tidak resmi kedua negara, terutama untuk membendung pengaruh Iran. Apalagi saat ini Israel sedang getol merayu negara-negara di kawasan Timur Tengah, atau negara-negara anggota Liga Arab, untuk melakukan normalisasi hubungan dengan tujuan mewujudkan perdamaian dengan Palestina.

Di samping itu, Israel khawatir program nuklir yang dilakukan Saudi akan memicu negara-negara di kawasan Teluk untuk melakukan hal yang sama. "Ada tanda-tanda yang membuat kami khawatir tentang apa yang dilakukan di fasilitas itu. Sampai saat ini belum diketahui apa yang terjadi di sana, baik oleh Amerika Serikat (sekutu Saudi) dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), dan IAEA berupaya memeriksa langsung," kata sumber itu.

Kekhawatiran Israel muncul karena Saudi lebih memilih menggandeng China, yang dinilai sebagai sekutu Iran, untuk menjalankan program itu ketimbang AS. Saudi membangun fasilitas untuk mengolah uranium menjadi bahan baku nuklir, yellow cake atau urania, di dekat kota Al Ula. Lokasinya berada di tengah padang pasir.

Israel khawatir fasilitas itu digunakan Saudi untuk mengembangkan senjata nuklir. Apalagi dua tahun lalu Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, pernah berujar bahwa mereka akan melakukan langkah yang sama jika Iran mengembangkan bom nuklir. (*)

Tags

Terkini

Amerika Serikat Dijuluki Raja Bioetanol di Dunia

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:20 WIB

Novelis Inggris Joanna Trollope Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 21:05 WIB

Pesona Indonesia pada Bazar Amal di Bucharest

Rabu, 10 Desember 2025 | 15:16 WIB

Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:50 WIB

Wartawan Ini Butuh Waktu 20 Tahun Untuk Diajak Bicara

Jumat, 28 November 2025 | 15:40 WIB