TUNISIA, KRJOGJA.com - Tunisia memiliki waktu kurang dari dua bulan untuk mempersiapkan pemilu usai wafatnya Presiden Beji Caid Essebsi pada Kamis (25/07/2019) lalu.
Hanya dalam beberapa jam usai wafatnya Essebsi, Ketua Parlemen Tunisia Mohamed Ennaceur dilantik sebagai presiden sementara. Sesuai dengan undang-undang, Ennaceur memiliki waktu 90 hari untuk mempersiapkan pemilihan presiden mendatang.
Komisi pemilihan setempat mengatakan, kemungkinan jajak pendapat akan digelar pada 15 September 2019 mendatang. Jajak pendapat dilakukan dua bulan lebih awal dari yang direncanakan sebelumnya.
Wafatnya Essebsi terjadi di tengah perdebatan terkait siapa yang akan maju pada pemilu mendatang. Hal itu juga memicu kekhawatiran akan adanya kerusuhan politik setelah pecahnya pemberontakan Arab Spring.Â
Sejak pecahnya Arab Springs, Tunisia menjadi satu-satunya negara yang mendorong reformasi demokratis. Reformasi dilakukan setelah kerusuhan politik, kelesuan ekonomi, dan serangan kelompok jihad yang menimpa negara di Afrika Utara tersebut.
Terlepas dari peristiwa delapan tahun pecahnya Arab Springs, Tunisia akan tetap melaksanakan pemilihan presiden yang dijadwalkan pada Oktober mendatang.
"Negara ini akan melanjutkan fungsinya," ujar Ennaceur yang sementara menjabat.