ITALY, KRJOGJA.com - Pemerintahan Italia yang baru berencana mengajukan target defisit anggaran tiga kali lebih besar dari pemerintahan sebelumnya untuk tahun depan. Keputusan ini diambil meski ditentang keras Komisi Uni Eropa.
Italia memiliki beban utang terberat di antara ekonomi Uni Eropa lainnya, sekitar 130 persen dari produk domestik bruto (PDB). Rasio utang ini merupakan yang terbesar setelah Yunani yang sempat didera krisis berkepanjangan.
Pejabat dan diplomat di Brussels masih berharap kekuatan pasar akan meyakinkan Italia untuk mengubah rencana anggarannya sebelum mereka secara resmi diserahkan pada pertengahan Oktober ke Komisi Uni Eropa. Jika target defisit tetap tidak berubah pada tenggat waktu Oktober, Komisi dapat menolak anggaran rancangan Italia, sesuatu yang belum pernah dilakukan ke negara mana pun.
"(Rencana fiskal Italia saat ini) tampaknya tidak sejalan dengan stabilitas dan pertumbuhan," kata Wakil Presiden Komisi Valdis Dombrovski.
Uni Eropa dapat memberikan sanksi jika Italia tetap kekeh mengajukan defisit anggaran tersebut. Namun, keputusan Komisi Uni Eropa terkait sanksi kemunginan akan sangat dipengaruhi kondisi politik ketimbang ketentuan yang berlaku, seiring mulai dekatnya pemilihan parlemen.
Hal ini disadari Roma, melihat Perancis yang berhasil lolos dari sanksi meki membuat defisit Uni Eropa selama sembilan tahun. Komisi juga tak memberikan sanksi pada Spanyol dan Portugal yang mengalami defisit besar pada 2016 lalu.
Pemerintahan Italia yang baru berjalan empat bulan ini menargetkan defisit anggaran 2,4 persen dari PDB untuk tiga tahun ke depan. Kenaikan defisit tersebut dilakukan untuk membiayai ekspansi besar di bidang kesejahteraan, melakukan pemotongan pajak, serta membangun infrastruktur publik. (*)