JAKARTA, KRJOGJA.com - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Papua Nugini Rimbink Pato telah melaksanakan pertemuan bilateral di Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Kamis 19 Juli 2018 sore WIB.
Dalam dialog yang berlangsung selama kurang lebih 30 menit, para menteri sepakat untuk melakukan penguatan manajemen dan kapasitas dalam bidang ekonomi dan keamanan di wilayah perbatasan Indonesia-Papua Nugini. Dalam catatan kedua negara berbagi garis batas yang cukup panjang, sekitar sejauh 750 km.
"Kami telah mendiskusikan manajemen perbatasan, terkhusus di perbatasan Skouw dan Putung (Jayapura)," kata Menlu Retno saat menyampaikan pernyataan pers bersama Menlu Pato di Kemenlu RI, Jakarta, Kamis (19/7/2018).
"Manajemen perbatasan menjadi perhatian penting, untuk menjamin perpindahan penduduk dan barang, melawan kejahatan lintas negara, dan memberdayakan perekonomian masyarakat di area tersebut," tambah Retno.
Lebih lanjut, Retno menambahkan bahwa manajemen perbatasan akan meningkatkan hubungan baik antara kedua masyarakat dari masing-masing negara.
Mengomentari hal yang sama, Menlu Rimbink mengatakan bahwa pihaknya sangat antusias atas komitmen tersebut.
"Kami akan mengupayakan dan mengintensifkan lagi pengembangan di wilayah perbatasan," kata Rimbink.
Dalam kesempatan itu, Menlu Rimbink membawa delegasi, Anggota Parlemen Perwakilan Distrik North Fly, Western Province, James Donald untuk menyampaikan secara langsung kepada Menlu Retno mengenai isu perbatasan yang menjadi perhatian Papua Nugini.