internasional

Jerman Pantau Satelit China

Sabtu, 24 Maret 2018 | 07:17 WIB

CHINA, KRJOGJA.com - Stasiun luar angkasa Tiangong-1 milik China berhasil diamati oleh para peneliti di Fraunhofer FHR, Jerman menggunakan sistem pencitraan radar mereka TIRA (Tracking and Imaging Radar), salah satu radar observasi terkuat di dunia.

Dengan radarnya, Fraunhofer FHR berhasil mengamati gambaran detil dari stasiun luar angkasa yang diperkirakan akan jatuh antara tanggal 30 Maret dan 3 April tersebut. Saat dipindai dengan radar, tampak bahwa wahana Tiangong -1 terlihat masih utuh. Gambar yang ditampilkan berupa jejak kemerahan yang memantulkan bagian dari wahana tersebut.

Dengan cara ini, para peneliti bisa mengamati kapan satelit ini akan mulai terbelah. Sebab, stasiun luar angkasa ini akan pecah berkeping-keping begitu memasuki atmosfer.

Namun, peneliti FHR masih mengalami kesulitan untuk memperkirakan titik lokasi bakal jatuhnya bangkai stasiun luar angkasa itu. Sebab, stasiun ini mengitari bumi setiap 90 menit dengan kecepatan 28.000 kilometer per jam. Sehingga, sangat sulit memprediksi kapan dan dimana tepatnya wahana ini akan jatuh.

Dengan kecepatan itu dan berat 8,5 ton, jatuhnya stasiun luar angkasa ini berdimensi 10,4 meter x 3,4 meter akan berdampak besar. Stasiun luar angkasa ini telah hilang kontak sejak 2016 akibat rendahnya ketinggian orbit stasiun ini. Saat ini stasiun luar angkasa itu mengorbit dibawah 225 km di atas permukaan bumi.

Untuk itu, ESA menugaskan Fraunhofer FHR untuk menentukan dan menginvestigasi rotasi alami dari Tiangong-1. Sebab, rotasi ini mempengaruhi karakteristik penerbangan stasiun ruang angkasa dan kapan terjadinya benturan. (*)

Tags

Terkini

Amerika Serikat Dijuluki Raja Bioetanol di Dunia

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:20 WIB

Novelis Inggris Joanna Trollope Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 21:05 WIB

Pesona Indonesia pada Bazar Amal di Bucharest

Rabu, 10 Desember 2025 | 15:16 WIB

Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:50 WIB

Wartawan Ini Butuh Waktu 20 Tahun Untuk Diajak Bicara

Jumat, 28 November 2025 | 15:40 WIB