internasional

PM Belanda Terbitkan Surat Terbuka

Rabu, 25 Januari 2017 | 05:12 WIB

BELANDA (KRjogja.com) - Menjelang pemilu, Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte menerbitkan surat terbuka kepada semua warga negara di salah satu surat kabar. Dalam suratnya, Rutte mengatakan, bagi siapa saja yang tidak bisa menghargai adat dan nilai-nilai yang telah ada lebih baik pergi dari negeri kincir angin.

“Bagi orang-orang yang menolak untuk beradaptasi dan mengkritik nilai-nilai kita (Belanda), harus dapat menyesuaikan dan berperilaku normal atau pergi,” ujar Rutte dalam suratnya.

Rutte menilai, saat ini banyak orang yang menyalahgunakan kebebasan dan menciptakan suasana tidak nyaman di Belanda. Tak hanya itu, intoleransi mulai mengancam dengan banyaknya pelecehan terhadap kaum gay dan orang-orang yang berbuat rasis.

Media setempat menganggap pernyataan Rutte ini merupakan pesan politik untuk pemimpin Partij voor de Vrijheid (PVV)  Geert Wilders, pesaing politiknya yang anti-imigran dan anti-muslim. “Jika Anda menolak negara ini, maka saya akan lebih suka jika Anda pergi dari negera ini. Tidak semua orang memiliki kuas yang sama, atau menghina seluruh kelompok. Tetapi, kita harus membuat jelas apa yang normal dan apa yang tidak normal di negara kita. Kita harus aktif untuk mempertahankan nilai-nilai kita,” tulis Rutte di surat terbukanya.

Krisis moral yang menimpa Belanda disinyalir menjadi alasan Rutte menulis surat terbuka untuk mendapatkan popularitas dalam mencari jabatan ketiganya. Surat yang diterbitkan di beberapa surat kabar Belanda ini membidik orang-orang antisosial yang percaya bahwa kelompok mereka lebih baik dengan menyampingkan kelompok lain. (*)

Tags

Terkini

Amerika Serikat Dijuluki Raja Bioetanol di Dunia

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:20 WIB

Novelis Inggris Joanna Trollope Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 21:05 WIB

Pesona Indonesia pada Bazar Amal di Bucharest

Rabu, 10 Desember 2025 | 15:16 WIB

Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:50 WIB

Wartawan Ini Butuh Waktu 20 Tahun Untuk Diajak Bicara

Jumat, 28 November 2025 | 15:40 WIB