Krjogja.com - SLEMAN - Upaya kreatif tentang transformasi perkoperasian sudah seharusnya dilakukan. Transformasi perkoperasian itu seperti penumbuhan koperasi modern, spin-off, klinik koperasi hingga penyelesaian konflik perkoperasian secara tuntas. Bahkan penumbuhan koperasi sektor riil harus menjadi buah keberhasilan dari transformasi koperasi yang benar-benar riil, nyata, efektif dan berdampak.
"Saya mendukung upaya transformasi perkoperasian untuk terus maju," kata Gubernur DIY Sri Sultan HB X saat membuka Gebyar Koperasi Istimewa dan Pengukuhan Dra Andi Ritamariani MPd sebagai Kepala Perwakilan (Kaper) BKKBN DIY di Kasultanan Ballroom Royal Ambarukmo Hotel, Selasa (08/08/2023).
Dalam kesempatan tersebut dilakukan Penandatanganan MoU BKKBN dengan Pemda DIY. Diluncurkan pula Sistem Klinik Koperasi dan Sistem Informasi Pembinaan Koperasi dan UKM DIY (SiBakul) Penanganan Stunting, Pemberian Penghargaan Koperasi Berprestasi, Simbolis Pemberian bantuan telur.
Hadir dalam kesempatan tersebut antara lain GKR Hemas, dr Hasto Wardoyo SpOKG (Kepala BKKBN RI) dan disemarakkan performance Cak Lontong dan Endah Laras, pertunjukan tari Nusantara oleh Pragina Gong. Hadir dan menyampaikan Laporan Pembinaan Koperasi dan Penanganan Stunting DIY oleh Sekda DIY, Beny Suharsono MSi.
Menurut Sultan, koperasi harus bisa berkolaborasi dalam membantu pemerintah daerah untuk menyelesaikan persoalan pembangunan. Salah satunya menurunkan stunting pada basis 15 kapanewon miskin melalui pembagian asupan telur yang dilakukan oleh koperasi-koperasi 'Sibakul'.
Peran koperasi dalam membagikan asupan gizi berupa telur secara rutin kepada keluarga berisiko stunting akan menjadi salah satu contoh nyata, bagaimana koperasi dapat berkontribusi dan berkolaborasi menanggulangi isu sosial yang kompleks.
"Untuk itu, saya mendorong kerja sama lintas sektor secara luas, terarah dan berkelanjutan, setelah penandatangab MoU antara Pemerintah Daerah DIY bersama BKKBN RI," ujarnya.