Krjogja.com -Jakarta - PBB sedang menyelidiki dampak lingkungan dari perang di Gaza, yang telah menyebabkan peningkatan polusi tanah, tanah dan air yang sangat besar. Sulit mengetahui harus mulai dari mana, karena konflik belum terlihat berakhir.
Mengutip dari laman Euronews, Jumat (8/3/2024), lebih dari 30 ribu warga Palestina telah terbunuh oleh serangan Israel yang tiada henti sejak 7 Oktober, ketika militan pimpinan Hamas membunuh sekitar 1.200 warga Israel dan menyandera 250 orang. Mengingat situasi berbahaya ini, Program Lingkungan Hidup PBB (UNEP) belum dapat melakukan survei lapangan di Gaza.
Namun pihaknya telah menerima permintaan resmi dari Palestina untuk melakukan analisis dampak lingkungan, ungkap direktur eksekutif UNEP Inger Andersen dalam pidatonya pada akhir Januari 2024. Andersen menegaskan kembali komitmen UNEP minggu lalu, pada sesi keenam Majelis Lingkungan Hidup PBB di Nairobi di mana ia bertemu dengan Dr Nisreen Al-Tamimi, ketua Otoritas Kualitas Lingkungan Negara Palestina.
Dalam beberapa hari terakhir, muncul laporan buruk mengenai bayi-bayi yang kekurangan gizi dan dehidrasi yang meninggal di Jalur Gaza Utara. "Kematian tragis dan mengerikan ini disebabkan oleh ulah manusia, dapat diprediksi dan sepenuhnya dapat dicegah," kata Adele Khodr, direktur regional UNICEF untuk Timur Tengah dan Afrika Utara dalam sebuah pernyataan pada 3 Maret 2024.
Kepedulian terhadap lingkungan hidup tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan penderitaan yang dialami. Namun hal tersebut juga tidak dapat dipisahkan dari bencana kemanusiaan yang sedang terjadi. (*)