internasional

AS Gelar Pembicaraan Rahasia Langsung dengan Hamas

Kamis, 6 Maret 2025 | 13:50 WIB
Seorang pengunjuk rasa mengibarkan bendera Palestina saat melakukan protes menentang perang Israel-Hamas bersamaan dengan KTT APEC yang berlangsung di San Francisco, Amerika Serikat, Selasa (14/11/20 (istimewa)

KRjogja.com - WASHINGTON - Seorang pejabat Hamas mengungkapkan kepada NPR bahwa Amerika Serikat (AS) telah melakukan pembicaraan langsung dengan mereka mengenai pembebasan beberapa warga negara ganda AS-Israel yang disandera selama serangan ke Israel pada 7 Oktober 2023.

Pembicaraan, yang dimulai sejak Januari dan masih berlangsung hingga kini, menandai pertama kalinya AS terlibat langsung dengan Hamas sejak menetapkannya sebagai organisasi teroris pada 1997. AS sendiri memiliki kebijakan lama untuk tidak bernegosiasi dengan kelompok yang dianggap teroris.

Pejabat Hamas tersebut tidak menjelaskan apakah pembicaraan pada Januari dilakukan dengan pemerintahan Joe Biden atau pemerintahan Donald Trump yang resmi kembali ke Gedung Putih pada 20 Januari. Anggota dari kedua tim hadir dalam pembicaraan gencatan senjata pada Januari, sebelum Trump resmi menjabat.

Baca Juga: Optimalkan Perlindungan Pekerja, Pemerintah Terbitkan PP JKP dan JKK BPJS Ketenagekerjaan

"Ini menghemat waktu, tenaga, dan meminimalkan hambatan. Meski pembicaraan tidak berjalan mudah, ini adalah langkah positif," kata pejabat Hamas tersebut kepada NPR, seperti dikutip, Kamis (6/3/2025).

Pejabat, yang tidak berwenang berbicara kepada media dan hanya bersedia berbicara secara anonim, itu juga menyebut bahwa AS meminta Hamas untuk tidak membocorkan informasi tentang pembicaraan ini.

Pada Rabu, juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt mengonfirmasi bahwa utusan khusus AS untuk urusan sandera, Adam Boehler, telah melakukan pembicaraan dengan Hamas. Leavitt menegaskan bahwa Boehler "memiliki wewenang untuk berbicara dengan siapa pun" dan bahwa Israel telah dikonsultasikan terkait pembicaraan tersebut. Dia menolak memberikan detail lebih lanjut.

Baca Juga: Alumni SMA 6 Yogya Ayo Merapat, Ada Reuni Lintas Angkatan, Ini Jadwalnya

Awalnya, Hamas menegaskan tidak bersedia membahas sandera berkewarganegaraan AS sebagai isu terpisah. Namun, pejabat Hamas itu kini menyatakan bahwa "tidak ada yang dikesampingkan".

Selain itu, pejabat terkait mengungkapkan bahwa AS dan Hamas juga sedang membahas sejumlah isu lain, meski tidak merinci lebih lanjut apa saja isu-isu tersebut.

Saat ini, terdapat 59 sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza, lima di antaranya adalah warga negara AS. Diperkirakan hanya satu dari kelima sandera AS yang masih hidup.

Fase pertama kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas selama enam minggu berakhir pekan lalu. Pertempuran sejauh ini belum dilanjutkan.

Baca Juga: Bupati Bantul Bakal Selenggarakan Retret

Namun, Israel menghentikan semua pengiriman barang dan pasokan ke Jalur Gaza, menyatakan bahwa Hamas menolak proposal AS untuk memperpanjang fase pertama gencatan senjata. Israel juga mengancam akan mengambil "konsekuensi lebih lanjut." Di sisi lain, Hamas menuduh Israel mencoba mengelak dari kerangka kesepakatan gencatan senjata asli yang telah disepakati kedua pihak pada Januari.(*)

Tags

Terkini

Amerika Serikat Dijuluki Raja Bioetanol di Dunia

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:20 WIB

Novelis Inggris Joanna Trollope Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 21:05 WIB

Pesona Indonesia pada Bazar Amal di Bucharest

Rabu, 10 Desember 2025 | 15:16 WIB

Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:50 WIB

Wartawan Ini Butuh Waktu 20 Tahun Untuk Diajak Bicara

Jumat, 28 November 2025 | 15:40 WIB