KRJOGJA.com - Bangkok - Seorang anak laki-laki berusia delapan tahun di Thailand diselamatkan pihak berwenang setelah ditemukan hidup dalam kondisi memprihatinkan bersama sekawanan anjing, tanpa kemampuan berbicara layaknya manusia — hanya bisa menggonggong.
Anak tersebut ditemukan pada Senin lalu saat dilakukan pemeriksaan kesejahteraan di sebuah rumah kumuh yang disebut-sebut sebagai sarang narkoba di distrik Lap Lae, provinsi Uttaradit, Thailand utara. Ia tinggal bersama ibunya yang berusia 46 tahun dan kakak laki-lakinya berusia 23 tahun. Kedua orang dewasa itu dilaporkan positif menggunakan narkoba.
Warga sekitar mengaku sudah lama menjauhi keluarga tersebut. Anak malang itu bahkan tidak terdaftar di sekolah, membuatnya hanya ditemani enam ekor anjing yang hidup bersamanya di rumah, dikutip dari laman Standard, Minggu (6/7/2025).
Paveena Hongsakul, presiden yayasan perlindungan anak setempat yang ikut dalam operasi penyelamatan bersama polisi, mengungkapkan betapa pilunya kondisi anak tersebut. “Sungguh menyedihkan melihatnya. Ia sama sekali tidak berbicara, hanya menggonggong,” ujarnya.
Paveena juga menambahkan, sang ibu sengaja tidak mengizinkan anaknya bersekolah meski sudah menerima subsidi pendidikan gratis dari pemerintah. “Setelah mendapatkan uang bantuan, ia malah mengurung anaknya di rumah,” jelasnya.
Seorang guru yang mengenal kasus ini menuturkan bahwa rumah keluarga tersebut berada di kawasan rawan narkoba. “Anak itu benar-benar tidak punya siapa-siapa, hanya anjing-anjing yang bisa diajak bermain,” kata sang guru.
Menurut laporan Khaosod English, bocah itu diyakini hanya sempat datang ke sekolah sekali saja, meskipun sang ibu rutin menerima bantuan pemerintah sebesar 400 baht (sekitar 9 Pound Sterling) per bulan untuk biaya pendidikannya.
Reputasi keluarga itu membuat para tetangga melarang anak-anak mereka bermain dengan bocah tersebut. Ibunya juga diketahui sering meminta-minta makanan dan uang di kuil-kuil sekitar. Setelah penggerebekan, perempuan itu dilaporkan telah didakwa atas penggunaan narkoba.
Kasus memilukan ini terungkap setelah seorang kepala sekolah bernama Sophon Sida-ampai melaporkannya kepada pihak berwenang dan meminta bantuan lembaga kesejahteraan anak serta polisi.