internasional

Lima Pegawai Perpusnas Angkat Isu Strategis Perpustakaan Di Kongres Internasional

Kamis, 21 Agustus 2025 | 08:23 WIB
Lima Pegawai Perpusnas Angkat Isu Strategis Perpustakaan Di Kongres Internasional (istimewa)


KAZAKHSTAN - Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) menegaskan perannya di kancah internasional melalui partisipasi aktif lima pemateri dalam IFLA World Library and Information Congress (WLIC) 2025, yang berlangsung di Astana, Kazakhstan pada Senin-Jumat (18-22/8/2025).

Kelima pegawai Perpusnas yang menjadi pemateri, menyoroti isu-isu strategis terkait manuskrip nusantara di era digital, inklusivitas data bibliografis untuk representasi penyandang disabilitas, layanan virtual perpustakaan hadapi misinformasi, penyensoran dan implikasinya terhadap akses koleksi di Perpustakaan Nasional, serta preservasi dokumen komunitas queer.

Sekretaris Utama Perpusnas, Joko Santoso, yang menghadiri forum internasional ini secara langsung menegaskan bahwa partisipasi aktif dalam forum internasional ini membuktikan kapasitas pustakawan Indonesia dalam menghasilkan gagasan kritis dan relevan dengan isu global.

Baca Juga: Komitmen Kementerian Kebudayaan Hidupkan Lagu-lagu Anak Indonesia Melalui Drama Musikal Anak Harmoni Sahabat KILA

“IFLA WLIC 2025 menjadi ruang penting bagi Perpusnas untuk menunjukkan kontribusi Indonesia dalam menjaga warisan budaya, memperkuat akses informasi yang inklusif, serta merespons tantangan digital yang dihadapi dunia perpustakaan,” ungkapnya.

Lima pemateri dari Perpusnas tersebut yakni Manuskrip Nusantara di Era Digital, Sadariyah Ariningrum Wijiastuti mempresentasikan makalah berjudul “Unlocking Historical Treasure: Optimizing the Utilization of Manuscripts at National Library of Indonesia in the Digital Age”. Ia menekankan bahwa Indonesia memiliki lebih dari 143 ribu manuskrip yang tersebar di Indonesia dan luar negeri, sebagian besar dalam kondisi rentan rusak.

Melalui program digitalisasi, transliterasi, dan adaptasi dalam bentuk buku anak hingga komik, Perpusnas berupaya menjaga warisan intelektual bangsa tetap relevan dan mudah diakses publik. Hal ini sejalan dengan program prioritas Perpusnas yaitu Pengarutamaan Naskah Nusantara.

Baca Juga: KBIHU Bimbing Jemaah Haji Makin Cinta Tanah Air

Inklusivitas Data Bibliografis untuk Representasi Penyandang Disabilitas, Nadya Mentari mempresentasikan penelitian “Enhancing Inclusive Bibliographic Data: A Study of Disability Terminology in the Subject Headings of the National Library of Indonesia”. Dengan metode analisis konten, penelitian ini menemukan masih adanya istilah berkonotasi stigma serta hubungan semantik yang belum sepenuhnya terbangun, sehingga memengaruhi representasi penyandang disabilitas dalam tajuk subjek pada sistem kendali nasional Juliana.

Nadya merekomendasikan pengembangan katalogisasi yang lebih inklusif melalui pelibatan komunitas disabilitas serta penyelarasan dengan standar Universal Bibliographic Control (UBC) IFLA, guna memperkuat metadata nasional, meningkatkan kualitas representasi, dan menjamin akses informasi yang setara.

Layanan Virtual Perpustakaan Hadapi Misinformasi, Fandi Rahman Hidayat mengangkat isu krusial dalam paparannya “Virtual Service in Library as a Hub of Information Openness: A Digital Strategy to Combat Misinformation in the AI Era”. (Lmg)

Tags

Terkini

Amerika Serikat Dijuluki Raja Bioetanol di Dunia

Kamis, 18 Desember 2025 | 16:20 WIB

Novelis Inggris Joanna Trollope Meninggal Dunia

Sabtu, 13 Desember 2025 | 21:05 WIB

Pesona Indonesia pada Bazar Amal di Bucharest

Rabu, 10 Desember 2025 | 15:16 WIB

Gempa Bumi Guncang Dua Kota di Inggris

Jumat, 5 Desember 2025 | 10:50 WIB

Wartawan Ini Butuh Waktu 20 Tahun Untuk Diajak Bicara

Jumat, 28 November 2025 | 15:40 WIB