Krjogja.com - Dino Patti Djalal, mantan Wakil Menteri Luar Negeri dan figur sentral dalam Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), menyampaikan peringatan mengenai berbagai risiko yang dapat timbul jika Indonesia akhirnya mengirimkan personel militer ke Gaza, Palestina.
Menurut Dino, Indonesia dituntut untuk benar-benar siap dan memahami secara detail mandat yang dikeluarkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Baca Juga: Menang 3-0 atas Barcelona, Chelsea Mantap di Lima Besar
"Jadi kalau dari saya itu masukannya dipelajari benar mandat dari PBB itu apa. Rules of engagement-nya seperti apa," ujar Dino setelah konferensi pers yang menyoroti agenda Conference on Indonesian Foreign Policy (CIFP) di Jakarta Selatan, Selasa (25/11).
"Yang paling penting kita menjaga pasukan kita untuk tidak berada di situasi dimana kita tertarik atau terseret dalam clash atau konflik di lapangan, yang potential memang masih tinggi sekali," tambahnya.
Dino menegaskan bahwa risiko pecahnya konflik belum sepenuhnya hilang, meskipun gencatan senjata telah diberlakukan oleh Dewan Keamanan PBB sudah mengesahkan sebuah resolusi.
Baca Juga: PSHT Pusat Madiun Sambirejo Klaim Kondusif dan Bantah Bentrok
Salah satu ketentuan dalam resolusi itu ketentuan dalam resolusi itu mengatur pendirian Dewan Perdamaian (Board of Peace/BoP) sebagai pemerintahan transisi di Gaza di bawah kepemimpinan Presiden AS Donald Trump.
Dengan disahkannya resolusi ini, BoP diberi mandat membentuk Pasukan Stabilisasi Internasional di bawah komando internalnya. Setiap negara yang bersedia berkontribusi menurunkan pasukan diwajibkan melakukan konsultasi dengan Mesir dan Israel.
"Satu risiko besar, dan kita seharusnya tidak pernah memikirkan kemungkinan itu, adalah jika kita bentrok dengan Hamas. Karena itu bukan yang kita inginkan. Dan itu tidak akan menguntungkan TNI (Tentara Nasional Indonesia)," tegas dia.
Sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian, Indonesia tak memiliki niat untuk memicu perselisihan dengan siapa pun. Hanya saja, ia mengingatkan bahwa situasi di lapangan kerap rumit, terbukti dari kasus-kasus ketika penandatanganan gencatan senjata justru kembali saling menyerang.
Dino menerangkan bahwa Indonesia mesti sensitif terhadap dinamika yang mungkin terjadi dan menunjukkan posisi yang konsisten di tingkat internasional. Selain itu, ia mengingatkan bahwa karena seluruh faksi Palestina menaruh kepercayaan kepada RI.
Pihak TNI sendiri mengungkap bahwa mereka telah menyiapkan sejumlah kandidat yang dipertimbangkan untuk masuk dalam daftar pasukan perdamaian tersebut. (*)