KARANGANYAR, KRJOGJA.com - Semburan air berasa asin yang keluar dari bekas galian sumur artesis di Dukuh Ngrawan Desa Krendowahono Gondangrejo dibarengi keluarnya gas alam. Potensinya belum dimanfaatkan secara maksimal. Pemilik lahan, Solihin mengatakan gas alam secara tak sengaja dari pengeboran sumur dalam pada September 2020 lalu.
"Pengeboran berkedalaman 120 meter pada September 2020 tersebut tak dilanjutkan karena air yang keluar berasa asin. Selain itu, muncul gas alam. Air dan gas keluar nonstop. Jika disulut dengan api, juga enggak akan padam jika tak dimatikan,†katanya, Minggu (21/3/2021).
Usai mengetahui pengeborannya tak bisa dilanjutkan, Baznas Karanganyar selaku pemrakarsa pembuatan sumur artesis tak bisa berbuat banyak. Solihin juga hanya bisa pasrah dengan kemunculan mata air. Ia mempersilakan warga memanfaatkannya untuk terapi. Sebagian masyarakat percaya air itu manjur menyembuhkan penyakit kulit seperti gatal-gatal dan sakit tenggorokan. Solihin membuat sebuah saung di atas mata air itu yang terletak disamping rumahnya.
“Kalau diminum enggak layak. Kadang ada yang ambil airnya buat terapi. Air mengandung belerang dingin dan zat kapur. Sudah pernah diambil sampelnya oleh pemerintah provinsi, dinas ESDM. Tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut,†jelasnya.
Solihin dan keluarganya memanfaatkan gas alam itu untuk memasak. Kobaran api konstan sedang sehingga tak membahayakan. Wajan dan alat masak dipanaskannya di atas nyala api. Setelah selesai, dipadamkan dengan cara ditiup.
Air yang mengalir di sela kobaran api tidaklah panas, namun dingin seperti air pada umumnya. Kemunculan air asin dibarengi gas alam di bekas pengeboran sumur artesis di Ngrawan sudah lama didengar pemerintah desa dan kabupaten Karanganyar. Namun banyak pihak menyayangkan potensi tersebut tidak segera digarap.
Anggota DPRD Karanganyar, Suwarni mendorong pemerintah memberi pendampingan. Letaknya yang tak jauh dari situs manusia purba Sangiran, tentunya dapat diintegrasikan dalam paket wisata edukasi. Persoalan paling krusial pada pembukaan akses menuju lokasi.
“Dari Dayu dan Sangiran ke sini butuh perbaikan jalan. Di sini sangat terpencil. Sebenarnya kalau semua berkomitmen, bisa menumbuhkan perekonomian warga setempat dari pemanfaatan sumur gas alam ini,†katanya.
Sedangkan Kepala Desa Krendowahono, Syarif Hidayat mengaku sedang menata BUMDes supaya lebih mudah merealisasikan potensi tersebut.
“Dari berbagai reses dewan dan penyerapan aspirasi, kami selalu sampaikan tentang nasib sumur gas alam itu. Jika hanya ditangani desa, tidak sanggup,†katanya. (Lim)