Peduli Klaten Serukan Gerakan Mandiri Pangan di Tengah Wabah

Photo Author
- Minggu, 10 Mei 2020 | 22:10 WIB
Kelompok Wanita Tani (KWT) Wanita Tangguh, Desa Tibayan, Kecamatan Jatinom, Klaten membuat media tanam untuk sayuran. (Foto: Indratno Eprilianto)
Kelompok Wanita Tani (KWT) Wanita Tangguh, Desa Tibayan, Kecamatan Jatinom, Klaten membuat media tanam untuk sayuran. (Foto: Indratno Eprilianto)

KLATEN, KRJOGJA.com - Komunitas Peduli Klaten melakukan pendampingan gerakan mandiri pangan di sejumlah desa di Kabupaten Klaten. Langkah ini sebagai upaya mendukung ketahanan pangan di tengah pandemi virus Corona (Covid-19).

"Bersama teman-teman peduli Klaten membuat gerakan mandiri pangan, karena kita sadar Covid-19 ini nanti sampai kapan (selesai) kita belum tahu," ujar pegiat sosial dari Komunitas Peduli Klaten, Ansori, di sela mendampingi kegiatan Kelompok Wanita Tani (KWT) Wanita Tangguh, Desa Tibayan, Kecamatan Jatinom, Klaten, Minggu (10/5/2020).

Menurutnya, masyarakat harus cepat tanggap terhadap situasi kondisi, sebab jika bicara dampak penanganan Covid-19, kalau tidak segera bergerak secara mandiri dan hanya menggantungkan bantuan dari pemerintah, maka akan kesulitan bertahan di tengah pandemi.

Ansori menjelaskan, gerakan mandiri pangan dilakukan di sejumlah titik yakni di Dukuh Girimulyo, Desa Tibayan dan Desa Bandungan, Kecamatan Jatinom, kemudian di Desa Sajen, Kecamatan Trucuk, serta di lokasi lain yang masih direncanakan.

"Di Dukuh Girimulyo, Desa Tibayan ini kegiatannya menanam sayuran menggunakan media polybag. Target ada 750 polybag. Kita bantu media tanam, polybag dan bibit tanaman sayuran. Kemudian rencananya nanti juga akan ada budidaya ikan dalam ember," ujarnya.

Sekretaris Desa Tibayan, Wiji, mengapresiasi kepedulian Komunitas Peduli Klaten terhadap KWT Desa Tibayan. Melalui kegiatan gerakan mandiri pangan diharapkan mampu mengubah pola hidup masyarakat dari konsumen menjadi produsen. Saat ini jumlah anggota KWT ada sebanyak lebih dari 25 orang.

"Biasanya hanya beli dan beli. Sekarang diajak memproduksi. Taruhlah besuk itu punya uang, kalau tidak ada uang? Makanya mending bikin sendiri. Seperti saat ini bikin sayuran sendiri, besuk bisa dikonsumsi sendiri," ujarnya. (Lia)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: danar

Tags

Rekomendasi

Terkini

PUDAM Boyolali Rilis Aplikasi Tirta Amperaku

Minggu, 21 Desember 2025 | 12:10 WIB

Ribuan Kendaraan Kena Tilang ETLE, Ini Pelanggarannya

Sabtu, 20 Desember 2025 | 19:10 WIB

Libur Nataru, PLN Siagakan 315 SPKLU di Jateng-DIY

Jumat, 19 Desember 2025 | 23:10 WIB

Khitan Massal Warnai Perayaan HUT Pertamina di Cilacap

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:55 WIB
X