SALAH satu keuntungan memiliki pasangan hidup adalah memiliki tempat untuk kompromi tentang segala hal. Kompromi tidak hanya diskusi tentang bagaimana menyelesaikan konflik tetapi juga berbagi cerita agar dapat meringankan beban. Akan tetapi, dalam beberapa rumah tangga niat kompromi sehat sering kali berakhir dengan pertengkaran.Â
Hal itu wajar karena isi kepala manusia berbeda-beda. Psikolog Keluarga, Roslina Verauli mengimbau agar pasangan yang sedang kompromi tidak terpancing emosi. Ia pun membeberkan cara agar suami-istri tidak terpancing emosi saat sedang menyelesaikan masalah.Â
"Apa pun topik yang sedang dibahas, suami-istri harus sadar bahwa yang diharapkan pasangan sangat penting. Sehingga, keduanya saling menghargai pendapat dan kebutuhan masing-masing,†ujar Vera ini. Selanjutnya, jika terlontar kata-kata kasar jangan fokus pada kata yang diucapkan. Namun, ingatlah bahwa ucapan pasangan terjadi karena dia sedang marah dan emosi.Â
"Ingatlah itu bukan dirinya. Pernyataan yang dilontarkan tidak bersifat permanen, tetapi hanya sementara karena dia sedang emosi. Selanjutnya, pernyataan kasar tak perlu dikenang, dalam kondisi apa pun dan kapan pun,†tutup Vera. (*)