PERAYAAN Hari Raya Idul Adha identik dengan haji dan kurban. Karena, pada momen inilah umat muslim diperintahkan menunaikan ibadah haji dan menyembelih hewan kurban untuk dibagikan kepada sesama yang membutuhkan. Tentunya dalam perayaan ini sarat akan semangat spiritual yang mana harus ditanamkan pada anak.Â
Psikolog keluarga Rose Mini atau yang biasa disapa bunda Romi juga mengatakan demikian, bahwa tanamkan semangat berbagi kepada anak-anak saat momen Idul Adha ini.Â
"Semangat untuk berbagi dan mengorbankan apa yang kita sukai untuk menjadi manfaat bagi orang lain itu yang harus kita tanamkan pada anak. Seperti Nabi Ibrahim dulu, dirinya ikhlas bila anaknya ingin diambil Allah. Orangtua harus mengajarkan kalau kita mau berkorban akan ada orang lain yang bahagia dan itu akan menjadi kebahagiaan tersendiri," tegas bunda Romi kepada Okezone, belum lama ini di Jakarta.
Jika dirasa contoh dari tindakan berkurban masih berat dikatakan pada anak, orangtua bisa memberikan contoh praktis. "Anak itu perkembangan kognitifnya usia 5 atau 6 tahun. Jadi kita (orangtua) bisa sambil memberikan contoh konkret dan operasional kepada anak di sela-sela memberikan makna Idul Adha." Contoh praktisnya tersebut misalnya dengan berbagi kue atau berbagi mainan dengan teman.Â
"Kalau bisa dibagikan dan bermanfaat bagi orang lain mengapa harus disimpan. Ini sama halnya dengan kurban, membagikan daging kepada fakir miskin, jika dicontohkan dan dilakukan terus menerus ini akan menjadi kebiasaan untuk terus berbagi dan berempati terhadap sesama sampai anak besar. (*)