Kenali NPD, Sangat Mungkin Ada Pada Pasangan Anda

Photo Author
- Minggu, 30 Juni 2024 | 17:30 WIB
Psikolog Senior Probowatie Tjondronegoro membeberkan ada 5 cara hadapi pengidap NPD.(Foto: Chandra AN)
Psikolog Senior Probowatie Tjondronegoro membeberkan ada 5 cara hadapi pengidap NPD.(Foto: Chandra AN)


KRjogja.com - SEMARANG – Narcisstic Personality Disorder (NPD) belakangan mencuat dan dikategorikan sebagai salah satu penyakin kejiwaan. Orang yang mengidap NPD kecenderungan memiliki nasistik berlebihan dengan sifat superior, haus pujian, merasa paling benar dan kurang berempati dengan lingkungan.

NPD sangat membahayakan bila terjadi pada pasangan suami istri. NPD tak hanya bisa terjadi pada pria, melainkan juga pada wanita. Namun kecenderungannya banyak kasus terjadi pada pria.

Kasus NPD pada hubungan suami istri ini dibeber oleh Kartika Soeminar (49), sosok yang mengaku 23 tahun hidup berpasangan dengan pengidap NPD. Dia akhirnya memutuskan untuk bercerai karena itu salah satu cara untuk mengakhiri penderitaannya sebagai korban NPD.

Kasus NPD ini diseminarkan dalam Kampanye#BrokenButUnBroken yang diikuti Komunitas Emak Blogger (KEM) Semarang dengan menghadirkan Kartika Soeminar serta Psikolog Senior Probowatie Tjondronegoto di Santika Premiere Semarang, Sabtu (29/6/2026).

Baca Juga: Pemuda Muhammadiyah dan BM PAN Diskusi Politik, Siap Ciptakan Pilkada Kulonprogo Berkualitas

Tika, panggilan Kartika Soeminar menungkapkan salah satu sikap awal pria (suaminya) yang mengidap NPD saat kali bertama bertemu dengannya adalah sosok yang suka memuji dan memuja-muja pribadinya. Bahkan cara memujinya sangat berlebihan, seolah dirinya bagai ratu di atas segalanya. Namun itu segera berakhir setelah di tengah menjalani pernikahan. Dirinya justru banyak mendapat tekanan karena sikap superior yang tak mau dikalahkan dan pasangannya jauh menempatkan lebih penting dari dirinya. Tekanan-tekanan yang didapat menurut Tika secara verbal dan ini hampir 23 tahun dialaminya.

Tika berkesimpulan bahwa apa yang dilakukan pengidap NPD adalah manipulative. Apa yang dilakukan tiba-tiba sering berubah-ubah semaunya, bahkan menjurus ke playing victim serta pembunuhan karakter.

Wanita karier ini sadar setelah bergelut dengan buku dan literasi tentang NPD. Dia sadar sudah menjadi korban NPD dan satu-satunya cara harus memutus hubungan dengan suaminya, cerai. Dengan car aitu dirinya akan lebih fokus memperbaiki dampak depresi dan menata kehidupan lebih baik untuk masa depan dirinya dan anak semata wayangnya.

Baca Juga: Membangun Keluarga yang Tangguh dan Berkualitas Dibutuhkan Kasih dan Sayang

Dra Probowatie Tjondronegoro MSi, Psikolog Senior Semarang yang dihadirkan sebagai narasumber ahli memastikan NPD merupakan gejala serius yang harus disikapi serius pula. Apalagi menimpa pada pasangan suami-istri, tentu akan sangat merusak hubungan keluarga. Salah satu pasti akan mengalami dampak NPD, yakni depresi.

Probowatie memaparkan bahwa penyandang NPD kecenderungannya merasa superior, merasa butuh sanjungan, anti kritik, dan intoleran. Apa yang dihadapannya bisa jadi tak ada yang benar menurutnya, sehingga ini sering memunculkan tekanan mental bagi pasangannya.

“NPD bisa muncul karena terbentuk dari salah asuh, misalnya saat kanak-kanak biasa dengan pujian, sanjungan dan manjaan. Sehingga saat dewasa terbentuk sikap haus pujian dan merasa superior. Bila sikap ini tak terkendali maka jadi NPD,” ujar Probowatie.

Dalam beberapa kasus NPD pada hubungan keluarga, khususnya suami-istri biasanya akan merugikan salah satu pihak. Bagi yang merasa tekanan maka biasanya akan memunculkan dampak depresi dan ini menjadi penyebab ketidak harmonisan keluarga.

Baca Juga: BSI Dukung Sustainable Movement Pada Gelaran Mandiri Jogja Marathon 2024

Probowatie menerapkan 5 cara fundamental untuk menghadapi orang gangguan kepribadian narsistik (NPD). Antara lain: Menerapkan Batasan dengan bersikap apatis alias cuek, mengurangi interaksi dan komunikasi terhadap mereka, Menstimulus energi positif untuk diri sendiri setiap harinya, Melampiaskan emosi dengan cara tepat seperti menumpahkan kekesalan dengan menulisnya pada kertas, merobeknya dan membuangnya ke sampah, Pendekatan spiritual dengan meningkatkan ibadah, serta aktif melakukan konsultasi kepada psikiater dalam upaya mencari solusi penanganan dampak yang telah terjadi bagi korban NPD. (Cha)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Rekomendasi

Terkini

Puasa Ramadan 2026 Sebentar Lagi Datang

Minggu, 19 Oktober 2025 | 12:30 WIB

Unik, Ijab Qobul di Atas Motor Kuna

Selasa, 24 Juni 2025 | 16:50 WIB
X