Krjogja.com - JAKARTA – Anak-anak yang memiliki riwayat alergi susu sapi atau makanan tertentu lainnya, berisiko terhambat mencapai potensi maksimal pertumbuhan karena nutrisi yang diperlukan tidak bisa terpenuhi dengan maksimal.
Kekhawatiran orang tua terhadap akses nutrisi untuk anak alergi ini juga bisa berpengaruh pada kualitas hidup serta kehidupan sosial anak. Adapun PT Sanghiang Perkasa (KALBE Nutritionals) melalui brand yang peduli pada tumbuh kembang optimal anak, Morinaga, menyadari ada banyak tantangan yang harus dihadapi orang tua saat berupaya untuk memberikan nutrisi terbaik bagi buah hatinya, terutama yang memiliki kondisi alergi susu sapi atau intoleransi laktosa.
Karena itu, untuk menjawab kekhawatiran tersebut dan dalam rangka World Allergy Week,Morinaga menggelar sesi diskusi khusus bertema “Alergi Bukan Halangan Bagi Anak Wujudkan Potensi”. Dalam acara ini, Morinaga turut mengundang sejumlah orang tua serta anaknya yang memiliki sensitivitas terhadap susu sapi dan makanan untuk berbagi dan menimba ilmu bersama. Ada pula aktivitas untuk anak seperti games yang akan menstimulasi perkembangan otak dan aktivitas fisiknya.
Dewi Angraeni, Business Unit Head Morinaga Specialties KALBE Nutritionals percaya bahwa tiap orang tua bisa membantu anak alergi susu sapi agar tetap dapat bertumbuh kembang secara optimal dan mencapai potensi dirinya secara maksimal. “Alergi itu bukan halangan bagi anak-anak untuk menjadi seorang juara. Melalui Morinaga Allergy Week 2023 ini, Morinaga selalu berkomitmen meningkatkan edukasi dan akses nutrisi kepada masyarakat Indonesia, khususnya untuk anak yang sensitif susu sapi. Kami percaya dengan penanganan yang tepat dapat mendukung anak-anak tumbuh kembang optimal dan bebas sensitif susu sapi,” jelas Dewi
Angraeni.
Alergi susu sapi dan makanan lainnya jika tidak diperhatikan memang dapat menyebabkan berbagai dampak pada tumbuh kembang dan kesehatan anak. Alergi susu sapi sendiri merupakan salah satu alergi yang paling banyak ditemui pada anak di Indonesia, yaitu dengan kejadian 2% - 7,5%.
Data dari klinik anak di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2012 menunjukkan bahwa 23,8% alergi susu sapi. Di Asia, protein susu sapi merupakan makanan penyebab alergi yang terbesar kedua setelah telur pada anak-anak. Namun, kondisi ini bukan berarti memutus harapan anak untuk tumbuh kembang optimal, karena ada alternatif-alternatif nutrisi yang bisa dimanfaatkan orang tua untuk mendukung tumbuh kembangnya.
Anak yang alergi susu sapi bisa tumbuh sehat, aktif, berprestasi, dan semangat jadi
juara. Salah satu alternatif susu sapi adalah susu soya. Tumbuh kembang anak yang memiliki alergi dapat terhambat karena berisiko mengalami defisiensi makro dan mikronutrien lantaran penyebab alergi dari pola makannya harus dieliminasi.
Perlu dilakukan tata laksana yang tepat dengan konsultasi ke dokter untuk meminimalisasi dampak yang tidak diinginkan seperti terhambatnya pertumbuhan, risiko munculnya penyakit degeneratif, dan dampak psikologis yang menimpa anak dan orang tua karena stres, cemas, dan biaya ekstra untuk pengobatan alergi. Oleh karena itu penting untuk memastikan kebutuhan nutrisi anak tetap terpenuhi. Dalam survei internasional yang dilakukan di Inggris dan Amerika Serikat, ditemukan bahwa anak yang memiliki alergi makanan, termasuk susu sapi memiliki risiko gangguan pertumbuhan seperti memiliki nutrisi rendah, underweight, dan tinggi yang lebih rendah untuk usianya.
World Allergy Organization (WAO) mengumumkan bahwa orang yang memiliki alergi ternyata rentan dan dapat
memburuk akibat dampak dari perubahan iklim. Artinya, pemenuhan keperluan nutrisi anak menjadi semakin penting. kArenWAO merekomendasikan penggunaan suplementasi probiotik untuk mencegah kondisi alergi pada anak. Salah satu jenis probiotik yang bisa digunakan untuk anak alergi adalah Probiotik Bifidobacterium yang memiliki kandungan yang sama dengan air susu ibu (ASI), serta teruji klinis dapat meningkatkan sistem imun pada anak.
Adapun susu soya merupakan alternatif nutrisi bagi anak alergi susu sapi atau memiliki intoleransi laktosa, karena memiliki kesetaraan kandungan nutrisi dengan susu sapi, tetapi aman karena tidak mengandung protein susu sapi dan laktosa yang menyebabkan reaksi alergi. Susu soya yang difortifikasi telah mengalami proses penambahan nutrisi seperti kalsium, vitamin, dan kandungan mineral lainnya sehingga memiliki lebih banyak kandungan gizi yang dibutuhkan anak. Dengan susu soya, anak alergi susu sapi dapat mengonsumsi nutrisi yang tepat, terhindar dari reaksi sensitif susu sapi, dan terhindar dari berbagai risiko dampak kesehatan dan
World Allergy Association, Allergy and Asthma Symptoms Can Be Worse with Climate Changes. (*)