Krjogja.com - YOGYA - SLS atau Sodium Lauryl Sulfate sudah sering kali terdengar. Tetapi, apa pengertian dari SLS? Apakah sangat berbahaya untuk bayi dan membawa dampak buruk pada kulit bayi?
dr. Debby Andina Landiasari, Sp.A menjelaskan jika sebelum tau bahaya dari SLS sebaiknya para ibu harus tau dulu Sodium Lauryl Sulfate atau SLS itu merupakan senyawa yang terkandung di banyak perawatan badan atau pembersih. Menurut dr Debby, SLS merupakan suatu agen yang bisa berfungsi membersihkan bersifat cleansing agent dan foaming agent suatu emulsifier yang biasanya ada pada produk pembersihan
“Dalam sebuah produk Sodium Lauryl Sulfate atau SLS mempunyai kemampuan untuk membersihkan dan punya kemampuan menciptakan busa yang banyak serta dapat menyatukan bahan yang tidak bisa tercampur. Apabila minyak dan air tidak bisa bergabung dinilah SLS berfungsi untuk menyatukan zat tersebut. Kalau produk perawatan bayi masih banyak ditemukan adanya kandungan SLS diantaranya shampoo, sabun, deterjen, pasta gigi. Masih banyak produk yang mengandung SLS,” ungkapnya, Rabu (13/12/2023).
Dokter Spesialis Anak ini mengungkap bahwa SLS sendiri dapat membuat kulit bayi menjadi iritasi dan membuat kelembapan kulit bayi hilang dan menjadi kering sehingga mampu merusak lapisan minyak pada kulit bayi karena kulit bayi yang sensitif. Apabila lapisan minyak pada kulit bayi sudah rusak karena produk yang mengandung SLS akan meningkatkan terjadinya exim atau alergi, iritasi serta kedepannya akan terjadi kerusakan lapisan minyak semakin tambah parah.
“Akibat dari penggunaan produk yang memiliki kandungan SLS akan membuat kelembapan kulit bayi akan hilang. Lapisan minyak pada kulit bayi merupakan salah satu barrier pada bayi sehingga jika perlindungan bayi akan hilang akan gampang terkena iritasi atau infeksi dari luar,” sambungnya dalam dialog bersama Doodle Exclusive Baby Care.
Dokter yang berpraktek di Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret ini menerangkan jika Sodium Lauryl Sulfate atau SLS untuk Kulit bayi dan kulit dewasa sangat berbeda. Bahkan kulit bayi dan kulit anak sudah berbeda apalagi kulit bayi dengan dewasa.
Untuk itu, anak usia dibawah 5 tahun memiliki kulit yang lebih sensitif dibandingkan kulit dewasa. Karena itulah para orangtua diharapkan untuk memperhatikan produk yang tidak mengandung SLS.
“Memang kulit yang sangat sensitive usia dibawah 5 tahun, lapisan paling luarnya 40 hingga 60 persen dibandingkan dengan orang dewasa. Dari situ tergambarkan betapa sensitifnya anak diusia dibawah 5 tahun sehingga apabila memberikan perawatan. Tidak bisa mencegah untuk tidak menggunakan produk-produk perawatan pada anak. Sehingga diharapkan untuk memperhatikan produk yang digunakan anak tidak mengandung SLS,” sambung dia.
Ditambahkan Debby, gejala atau tanda iritasi akibat penggunaan produk yang mengandung SLS diantaranya kulit menjadi merah-merah, karena kulit akibat iristasi munculnya peradangan. Karena hal tersebut membuat anak menjadi tidak nyaman Kulit kering menyebabkan gatal.
"Kalau sudah gatal anak akan menjadi sering menggaruk. Karena garukan tersebut menyebabkan luka sehingga bisa masuknya bakteri dan virus. Jangka panjangnya akan menjadi infeksi lebih lanjut," imbuhnya.
Untuk menghindari hal tersebut, ada alternatif produk perawatan yang aman untuk bayi. Saat ini sudah banyak produk-produk yang mencantumkan tidak mengandung SLS.
Perlu ditambahkan produk-produk untuk melindungi barrier kulit karena penting bagi kulit bayi terjaga kelembapan yang mengandung glycerin. Kemudian ada zat lain yang bisa digunakan Colloidal oatmeal yang berfungsi untuk mencegah suatu inflamasi atau peradangan.
Wanita yang dipanggil dengan sapaan dr Debby ini juga mengatakan hal yang perlu diperhatikan saat memilih produk perawatan bayi adalah dengan melihat saat menggunakan produk tertentu. Apabila mengandung SLS, perlu diperhatikan kondisi kulit bayi apabila tidak muncul gejala karena masing-masing anak memiliki beda tingkat sensitifitas kulitnya.
“Produk yang digunakan anak harus diperhatikan, mengandung SLS atau tidak. Jika ada reaksi kulit merah, kulit bersisik sebaiknya dihentikan penggunaannya. Diganti dengan skincare lain yang aman untuk kulit bayi. SLS pada skin care maksimal 2 persen yang aman digunakan," ungkapnya lagi.
Dr Debby juga menjelaskan penanganan bayi yang telah terpapar SLS pada kulit dengan terlebih dahulu dikonsultasikan pada dokter. Perawatan nantinya bertujuan mengembalikan skinbarier dengan pelembab.
"Ketika kulit kering, sering digaruk sehingga lecet sampai menimbulkan infeksi. Tentu diperlukan obat-obatan, antibiotik. Pemulihan kulit akibat penggunaan produk yang mengandung SLS bisa menggunakan lotion. Butuh waktu untuk memulihkan kulit yang rusak akibat penggunaan produk yang menggandung SLS salah satunya dengan penggunaan lotion yang konsisten. Paparan penyebabnya sudah dihentikan, dan kemudian kulit dirawat untuk memulihkan skin barrier kulit akan kembali seperti semula," pungkas dia. (Fxh)